Bagikan:

JAKARTA  - Eksperimen El Salvador sebagai pengadopsi pertama bitcoin sebagai mata uang kripto resmi di negara itu, kini semakin didukung oleh aliran energi baru dan terbarukan. Hal ini ditegaskan oleh kepala komisi pembangkit listrik tenaga air negara itu kepada wartawan pada Jumat, 15 Oktober.

Selama ini "penambangan" cryptocurrency yang dilakukan oleh komputer dengan intensif energi, telah mendapat kecaman dari para pencinta lingkungan. Mereka menuduh penambangan ini  sebagai sumber pemborosan sebagian besar energi listrik yang berasal dari bahan bakar fosil.

Daniel Alvarez, presiden Komisi Eksekutif Pembangkit Listrik Tenaga Air (CEL) Sungai Lempa yang dikelola negara, mengatakan El Salvador memiliki potensi untuk menghasilkan listrik melalui proyek pembangkit listrik tenaga air, matahari, angin dan pasang surut.

"Kemungkinannya tidak terbatas di sini, ini hanya tentang kemauan dan bahwa kami memiliki sarana dan kemampuan untuk memulai proyek ini," kata Alvarez, seperti dikutip oleh Reuters.

Pemerintah Salvador pada bulan September mulai memanfaatkan energi panas bumi untuk penambangan bitcoin dari sebuah pabrik di dasar gunung berapi Tecapa, 106 kilometer (66 mil) timur ibukota, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari CEL.

Pembangkit ini menghasilkan sekitar 102 megawatt, dan pemerintah berencana menambah lima megawatt tahun depan. Saat ini, 1,5 megawatt dialokasikan untuk bitcoin.

Di samping pabrik, pejabat telah menyiapkan ruangan di dalam kontainer pengiriman untuk menampung 300 komputer yang memproses transaksi cryptocurrency.

Pembangkit Tecapa bersama dengan pembangkit panas bumi lainnya di barat laut El Salvador memasok antara 23% dan 24% dari jaringan listrik nasional, menurut pihak berwenang.