JAKARTA – Langkah bersejarah El Salvador dalam mengadopsi Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah dapat memiliki konsekuensi negatif pada prospek kredit negara tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Moody's Investors Service.
Menurut Analis Moody's, Jaime Reusche, kepada Bloomberg pekan ini bahwa langkah pertama Bitcoin El Salvador "tentu saja menambah portofolio risiko" dari sebuah negara yang telah berjuang dengan masalah likuiditas di masa lalu.
Di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele, El Salvador telah mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan mengeluarkan dompet kripto yang dikelola negara untuk memfasilitasi pembayaran, transfer, dan kepemilikan.
Hingga kini, El Salvador telah mengumpulkan peti harta karun 1.391 BTC, saat Presiden Bukele yang selalu “membeli penurunan” pada beberapa kesempatan dengan menggunakan volatilitas Bitcoin untuk menambah kepemilikan negaranya.
Namun, Reusche memperingatkan bahwa mengumpulkan lebih banyak BTC akan meningkatkan risiko default El Salvador. “Jika jauh lebih tinggi, maka itu merupakan risiko yang lebih besar terhadap kapasitas pembayaran dan profil fiskal emiten,” kata Reusche, seperti dikutip oleh Cointelegraph.
Selain menurunkan peringkat kredit El Salvador, Moody's telah memperingatkan bahwa apa yang disebut obligasi gunung berapi Bitcoin di negara itu dapat membatasi aksesnya ke pasar obligasi asing. Hasil dari obligasi gunung berapi, yang diperkirakan akan mengumpulkan sekitar 1 miliar dolar AS, akan digunakan untuk mendanai proyek Kota Bitcoin El Salvador.
BACA JUGA:
Serangan terhadap langkah Bitcoin El Salvador oleh lembaga keuangan lama bukanlah hal baru. Pada November 2021, Dana Moneter Internasional (IMF) yang berbasis di Washington memperingatkan El Salvador agar tidak menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Sementara itu, Bank Dunia telah menolak permintaan bantuan negara tersebut dalam menerapkan Hukum Bitcoin atas dugaan masalah lingkungan dan transparansi mata uang kripto.
Creo que iré a visitar a mis hermanos en el exterior 💙 https://t.co/LImFJxOpUo
— Nayib Bukele 🇸🇻 (@nayibbukele) January 15, 2022
Namun demikian, El Salvador tetap teguh dalam merangkul Bitcoin dan dalam menciptakan lingkungan yang menarik bagi investor dan pengusaha kripto. Pekan lalu, Menteri Keuangan El Savador, Alejandro Zelaya, mengatakan UU Bitcoin negara itu telah menarik investasi asing.
Apalagi setelah warga El Savador yang tinggal di Amerika Serikat terus menyuarakan dukungannya pada Nayib Bukele yang telah mengadopsi Bitcoin sebagai pembayaran yang sah di negara itu. Bukele makin percaya diri dan cuek terhadap peringatan lembaga keuangan internasional.