Berkat Sistem Peringatan Dini, Astronom Bisa Memprediksi Kapan Bintang Jadi Supernova
Sebuah gambar rekayasa tentang bagaiamana super nova terjadi. (foto: dok. European Southern Observatory)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu peristiwa kosmik paling dramatis adalah supernova, yakni ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar. Bintang meledak dalam ledakan energi yang sangat besar yang dapat dilihat bahkan di galaksi lain.

Para astronom pada dasarnya tahu kapan supernova ini terjadi, tetapi mereka tidak dapat memprediksi dengan tepat kapan bintang tertentu akan menjadi supernova. Namun, sekarang, tim astronom telah menemukan "sistem peringatan dini" untuk bintang yang mendekati titik kritis ini.

Para astronom dari Liverpool John Moores University dan University of Montpellier mensimulasikan perkembangan sekelompok bintang pra-supernova yang disebut supergiants merah, yang merupakan beberapa bintang terbesar,  walaupun belum tentu yang paling masif.

Mereka termasuk tetangga kita yang terkenal, Betelgeuse. Bintang-bintang ini dulunya adalah bintang masif sekitar delapan hingga 20 kali massa matahari, tetapi ketika bahan bakarnya habis, mereka beralih dari hidrogen kering ke helium kering, dan mereka mengembang ke ukuran yang lebih besar saat mendingin.

Sebuah gambar menunjukkan bintang super raksasa Betelgeuse seperti yang terungkap berkat teknik canggih yang berbeda pada Very Large Telescope (VLT) ESO, yang memungkinkan dua tim astronom independen untuk mendapatkan pandangan paling tajam dari bintang super raksasa Betelgeuse.

Mereka menunjukkan bahwa bintang tersebut memiliki gumpalan gas yang luas hampir sebesar Tata Surya kita dan gelembung raksasa yang mendidih di permukaannya. Penemuan-penemuan ini memberikan petunjuk penting untuk membantu menjelaskan bagaimana mamut ini melepaskan materi dengan kecepatan yang luar biasa.

Para peneliti menemukan bahwa bintang super raksasa merah ini tiba-tiba menjadi jauh lebih redup dalam beberapa bulan terakhir kehidupan mereka. Kecerahan mereka turun sebanyak seratus kali karena mereka menghasilkan bahan berdebu yang mengaburkan cahaya yang mereka keluarkan, membuat mereka tampak lebih redup. Kecerahan yang menurun ini akan menjadi petunjuk bagi supernova yang akan datang.

“Material padat hampir sepenuhnya mengaburkan bintang, membuatnya 100 kali lebih redup di bagian spektrum yang terlihat. Ini berarti, sehari sebelum bintang itu meledak, Anda mungkin tidak akan bisa melihatnya ada di sana lagi," kata penulis utama Benjamin Davies dari Liverpool John Moores University menjelaskan dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Digital Trends.

“Sampai sekarang, kami hanya bisa mendapatkan pengamatan terperinci dari supernova beberapa jam setelah itu terjadi. Dengan sistem peringatan dini ini, kita dapat bersiap untuk mengamati mereka secara real time, mengarahkan teleskop terbaik dunia ke bintang-bintang pendahulu, dan menyaksikan mereka benar-benar terkoyak di depan mata kita,” tambahnya.