Bagikan:

JAKARTA - Sekitar 400 koala Australia akan divaksinasi infeksi klamidia sebagai bagian dari percobaan yang menurut para peneliti mereka harap dapat memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup hewan dalam jangka panjang.

Chlamydia, penyakit menular seksual yang juga ditemukan pada manusia, telah menyebar luas di antara koala Australia, mempengaruhi separuh hewan di beberapa daerah.

"Ini adalah penyakit kejam yang menyebabkan konjungtivitis yang melemahkan, infeksi kandung kemih dan kadang-kadang, infertilitas," kata Amber Gillett, dokter hewan Rumah Sakit Margasatwa Kebun Binatang Australia dan koordinator penelitian, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat saat persidangan dimulai, mengutip Reuters 16 Oktober.

Penyakit bakteri, yang dapat menyebar dari induk koala ke bayi mereka, juga dapat menyebabkan kebutaan, kata para peneliti.

Nantinya, masing-masing koala akan diberikan satu dosis vaksin, untuk kemudian akan dipasangkan microchip sebelum kembali dilepasliarkan.

"Meskipun vaksinasi ini akan secara langsung menguntungkan setiap hewan, percobaan ini juga akan berfokus pada perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi," kata Peter Timms, profesor mikrobiologi di University of the Sunshine Coast, yang memimpin percobaan.

Meskipun dalam banyak kasus klamidia dapat diobati dengan antibiotik, para peneliti berharap vaksin tersebut akan membantu meningkatkan kelangsungan hidup dan reproduksi hewan.

Perkiraan populasi koala bervariasi karena sulit dihitung di alam liar. Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan oleh University of Queensland, menghitung ada sekitar 330.000 koala yang tersisa di Australia.

Sementara, sebuah studi yang dilakukan oleh World Wildlife Fund memperkirakan bahwa lebih dari 60.000 koala telah terbunuh, terluka, atau terpengaruh oleh kebakaran hutan yang menghancurkan di Australia pada tahun 2019 dan awal 2020.