Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Australia menyiapkan paket pendanaan sebesar 18 juta dolar atau setara Rp254 miliar untuk melindungi eksistensi koala. Hewan endemik Australia terancam punah, bahkan di habitatnya sendiri.

"Paket penting koala akan mencakup pendanaan untuk penelitian kesehatan dan dukungan medis serta pemulihan situs habitat utama melalui tindakan di lapangan seperti penanaman kembali, pengendalian gulma, pemagaran, penggembalaan terkelola serta perencanaan dan pelaksanaan kebakaran yang disesuaikan," kata Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley, dikutip Yeni Safak, Rabu, 25 November.

Tak hanya itu, Ley juga meyakinkan dana tersebut nantinya akan membantu tiap negara bagian, maupun swasta untuk melakukan upaya penyelamatan bersama-sama. Apalagi, para ilmuwan juga akan banyak terlibat dalam upaya penyelamatan ini.

"Untuk semua fokus kami pada koala, para ilmuwan memberi tahu kami bahwa ada kekurangan serius data tentang di mana populasi sebenarnya berada, bagaimana keadaan mereka dan cara terbaik untuk membantu mereka pulih setelah kebakaran hutan yang menghancurkan," katanya.

Setelahnya, semua negara bagian akan diwajibkan untuk melaporkan populasi koala dan rencana konservasinya setiap tahun. Demi mendukung hal itu, pemerintah juga telah menginvestasikan 2 juta dolar untuk melakukan penelitian terkait kesehatan koala. Terutama, perihal bagaimana mereka dapat bangkit dari penyakit seperti Chlamydia yang menjadi salah satu penyebab utama kematian koala.

Sisanya, pemerintah akan membantu memulihkan habitat koala yang terkena dampak kebakaran hutan. Seperti pada habitat koala di utara New South Wales dan Queensland Selatan. Akan tetapi, Komisaris bagian Spesies terancam Australia, Sally Box mengungkap langkah ini cukup terlambat.

Apalagi, dana tersebut akan dikucurkan saat kondisi habitat koala sedang kritis menyusul kebakaran hutan. Meski begitu, dirinya tetap optimis koala dapat diselamatkan.

"Pengumuman hari ini akan mendukung komunitas konservasi untuk menanggapi musim kebakaran hutan musim panas 2019-2020 yang menghancurkan yang berdampak pada habitat penting bagi koala dan spesies terancam lainnya di seluruh Australia," kata Box.