Kunjungi Basis Pendukung Donald Trump, Presiden Joe Biden Ajak Warga Terima Vaksin COVID-19
Ilustrasi Presiden Joe Biden saat meninjau sentra vaksinasi COVID-19. (Wikimedia Commons/Official White House Photo)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memohon kepada warga negara Amerika yang skeptis untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19, Rabu 21 Juli waktu setempat.

Sebab, menurutnya peningkatan kasus infeksi COVID-19 menimbulkan ancaman rusaknya progres yang dicapai dalam menghadapi pandemi virus corona, memperlambat pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Dengar, ini sangat sederhana. Kami memiliki pandemi bagi mereka yang belum mendapatkan vaksinasi. Ini sangat mendasar, sesederhana itu," kata Presiden Joe Biden pada acara town hall meeting di Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat seperti mengutip Reuters dari tayangan CNN, Kamis 22 Juli.

"Sepuluh ribu orang baru meninggal. Sembilan ribu sembilan ratus lima puluh di antaranya, sekitar itu, adalah orang-orang yang belum divaksinasi," ungkap Presiden Biden.

Pejabat Gedung Putih menyebut, imbauan langsung kepada warga Amerika Serikat untuk mendapatkan vaksinasi ini menjadi yang pertama setelah enam bulan menjabat sebagai Presiden AS, di Kota Cincinnati, Ohio yang merupakan basis wilayah pendukung mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump.

Kasus virus corona yang meningkat dengan cepat di seluruh Amerika Serikat dan luar negeri, telah memicu kekhawatiran akan pandemi yang bangkit kembali dan mengguncang pasar saham karena varian Delta yang sangat menular tampaknya mulai berkembang dan mendomnasi.

Banyak wabah baru AS berada di beberapa bagian negara, di mana program vaksinasi COVID-19 tertinggal. Upaya vaksinasi Gedung Putih terhenti di tengah gelombang disinformasi dan skeptisisme.

Presiden Biden menyatakan optimismenya, jika Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dapat menyetujui vaksin COVID-19 untuk anak di bawah 12 tahun segera setelah akhir Agustus, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Harapan saya berbicara dengan sekelompok ilmuwan yang kami kumpulkan, adalah bahwa suatu saat mungkin di awal tahun ajaran, pada akhir Agustus, awal September, Oktober, mereka akan mendapatkan persetujuan akhir," tukas Presiden Biden.

Mengenai kekhawatiran tentang inflasi karena permintaan yang terpendam, dikombinasikan dengan tantangan sisi penawaran mendorong kenaikan. harga barang-barang konsumsi. Presiden Biden menggambarkan hal tersebut sebagai sementara.

"Sebagian besar ahli, termasuk Wall Street, memberikan masukan tidak mungkin inflasi jangka panjang akan menjadikan (situasi) lepas kendali," ungkap Presiden Biden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Biden juga menyatakan keyakinannya, usulan anggaran kesepakatan infrastruktur bipartisan senilai 1,2 triliun dolar AS yang dia buat bulan lalu akan disahkan.

Kendati demikian, nasib usulan anggaran salah satu prioritas utama presiden, tidak pasti di Kongres AS di mana Demokrat memegang mayoritas tipis.

"Anda memiliki hingga 20 politisi Partai Republik menandatangani surat yang mengatakan kami pikir kami membutuhkan kesepakatan ini. Kami pikir kami membutuhkan kesepakatan ini. Saya berasal dari tradisi di Senat, Anda berjabat tangan, itu saja," terang Presiden Biden yang berasal dari Partai Demokrat, menunjukkan dasar keyakinannya usulan tersebut akan disetujui.

Ditanya tentang keputusan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Demokrat AS Nancy Pelosi untuk menolak Perwakilan Republik Jim Jordan dan Jim Banks, pembela setia Trump, untuk sebuah panel yang menyelidiki serangan 6 Januari di Capitol oleh para pendukung Trump, Biden mengatakan apa yang terjadi hari itu adalah bersih.

"Saya tidak peduli jika Anda berpikir saya adalah reinkarnasi Setan, faktanya Anda tidak dapat melihat televisi itu dan mengatakan tidak ada yang terjadi pada tanggal 6 Januari. Anda tidak dapat mendengarkan orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah pawai damai," pungkasnya.