Ajak Kongres AS Mereformasi Kepolisian, Presiden Joe Biden:  Pulihkan Kepercayaan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Wikimedia Commons/Gage Skidmore)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Kongres Amerika Serikat untuk mengesahkan RUU reformasi polisi, dalam pidato pertamanya di hadapan Kongres, Rabu 28 April waktu setempat.

Kasus kekerasan, diskriminasi hingga penembakan yang melibatkan kepolisian dan warga negara kulit hitam berulang kali terjadi di Amerika Serikat beberapa waktu belakangan.

Kasus kematian George Floyd akibat tekanan lutut polisi kulit putih di bagian leher, memicu serangkaian penentangan dan tuntutan terhadap reformasi kepolisian di Negeri Paman Sam. 

Terbaru, kasus penembakan Daunte Wright, pria kulit hitam berusia 20 tahun di Minnesota yang disebut sebagai insiden salah mengambil senjata kejut listrik menjadi senjata api, menuai kecaman dari Presiden Joe Biden pada 13 April lalu. 

Dalam sesi gabungan Kongres Amerika Serikat, Presiden Biden mengungkapkan, reformasi secara luas didukung oleh rakyat Amerika. Dan, Partai Republik terlibat dalam diskusi produktif mengenai ini dengan Partai Demokrat. 

"Kami perlu bekerja sama untuk menemukan konsensus. Mari kita selesaikan bulan depan, pada peringatan pertama kematian George Floyd (25 Mei)," sambung Biden.

Kendati demikian, Presiden Joe Biden tetap memuji Polisi Amerika Serikat, dengan mengatakan kebanyakan pria dan wanita berseragam dengan lencana, melayani masyarakat dengan hormat 

Namun, dia mengatakan Kongres perlu memulihkan kepercayaan pada penegakan hukum, mengakhiri rasisme dalam sistem peradilan pidana, dan memberi makna pada kata-kata putri George Floyd, yang menurut Biden mengatakan kepadanya, 'Ayah mengubah dunia'.

"Setelah keyakinan pembunuhan George Floyd, kita dapat melihat betapa benarnya dia - jika kita memiliki keberanian untuk bertindak. Sekarang adalah kesempatan kita untuk membuat kemajuan nyata," tegas Biden.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Partai Demokrat mengesahkan 'George Floyd Justice in Policing Act', yang bertujuan untuk menghentikan taktik penegakan hukum yang agresif, kendati belum dipertimbangkan oleh Senat.

Sementara, Senator Partai Republik Tim Scott berharap mendapatkan dukungan untuk RUU reformasi perpolisian alternatifnya. RUU kepolisian yang diperkenalkan Scott musim panas lalu gagal di Senat, setelah Demokrat mengatakan RUU itu terlalu mengandalkan insentif daripada mewajibkan perubahan.

Derek Chauvin, mantan perwira polisi Minneapolis yang berlutut di leher Floyd selama lebih dari sembilan menit, dihukum minggu lalu atas pembunuhan dan pembantaian.

Ada pun mantan polisi Kimberly Ann Potter yang insiden penembakannya menewaskan Daunte Wright, tengah menjalani proses persidangan dan dikenai dakwaan pembunuhan tingkat dua.