Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat dan Presiden Rusia Vladimir Putin, direncanakan untuk bertemu pada Juni mendatang, guna meredakan tensi ketegangan antar kedua negara selama beberapa bulan terakhir. 

Namun, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Rusia Yuri Ushakov menyebut belum ada keputusan pasti terkait hal ini. Kendati demikian, ini menjadi pertanda baik setelah ketegangan kedua negara.

"Kami akan mengambil keputusan tergantung pada banyak faktor," kata Ushakov, duta besar Rusia untuk Amerika Serikat dari 1998 hingga 2008, seperti dikutip Reuters dari RIA, Senin 26 April.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Hari Minggu 25 April menyebut, proposal Presiden Joe Biden untuk pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin sudah diterima secara positif dan sedang dipertimbangkan.

Harian Kommersant Rusia, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Presiden Biden telah menawarkan Putin untuk bertemu pada 15-16 Juni di sebuah negara Eropa.

Hubungan Rusia dan Amerika Serikat menegang beberapa waktu terakhir. Padahal, Presiden Biden memulai masa jabatannya dengan mencoba membangun hubungan dengan Rusia. 

Presiden Joe Biden diketahui menelpon Presiden Vladimir Putin pada 26 Januari lalu. Banyak hal yang dibahas, mulai dari perpanjangan perjanjian senjata nuklir New START, perbatasan Ukraina, dugaan campur tangan dalam Pemilu Amerika Serikat hingga penahanan kritikus Kremlin Alexei Navalny.

Namun, hal-hal tersebut pula yang membuat hubungan kedua negara meregang. Rusia dan Amerika Serikat sempat 'saling menggertak' terkait penempatan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina hampir sebulan terakhir. 

Pada Maret lalu, laporan intelijen Amerika Serikat yang menyebut dugaan keterkaitan Presiden Putin dan Rusia, mengenai Pemilu Amerika Serikat berbuntut panjang. Presiden Biden menyebut Presiden Putin sebagai pembunuh. 

Ini direspon Presiden Putin dengan memanggil pulang Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat. Presiden Putin juga meminta untuk melakukan video call dengan Presiden Biden, namun dilakukan secara online untuk membahas hubungan kedua negara, yang tidak mendapat respon dari Amerika Serikat.

Ini menjadi salah satu titik terendah hubungan Rusia-Amerika Serikat setelah era Perang Dingin. Terlepas dari protes Moskow, Amerika Serikat bulan ini memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan campur tangan dalam Pemilu 2020, peretasan dunia maya, penindasan Ukraina, dan tindakan lain yang dianggap memfitnah.