JAKARTA - Pendukung kritikus Kremlin yang tengah menjalani hukuman penjara Alexei Navalny, berencana menggelar unjuk rasa besar-besaran pada Rabu pekan ini, seiring dengan kondisi kesehatannya yang memburuk.
Sabtu lalu, hasil tes medis Navalny menunjukkan adanya potensi gagal ginjal, yang berujung pada terjadinya serangan jantung. Kondisi yang membuat Amerika Serikat mengeluarkan peringatan.
"Segalanya berkembang terlalu cepat dan terlalu buruk. Situasi ekstrim menuntuk keputusan ekstrim," tulis pendukungnya dalam sebuah pernyataan di situs Navalny seperti melansir Reuters, Senin 19 April.
Alexei Navalny melakukan mogok makan mulai 31 Maret sebagai bentuk protes penolakan otoritas penjata, untuk memberinya perawatan medis yang memadai terkait nyeri punggung dan penyakit akut yang dideritanya.
Otoritas penjara mengatakan Navalny ditawari perawatan medis yang tepat tetapi ditolak, bersikeras dirawat oleh dokter pilihannya dari luar fasilitas, permintaan yang mereka tolak. Sementara, pendukung Navalny mengatakan dia menolak perawatan medis penjara karena sudah ketinggalan zaman dan terkadang membahayakan.
Navalny mengatakan, otoritas penjara mengancam akan memaksanya untuk menerima makanan. Sementara, Rusia menuding Navalny membesar-besarkan kondisi medisnya, untuk menarik perhatian dan menolak perawatan medis penjara.
"Dia tidak akan diizinkan mati di penjara. Tetapi saya dapat mengatakan, Tuan Navalny, dia berperilaku seperti penjahat," sebut Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrei Kelin dalam wawancara dengan BBC pada Hari Minggu.
Kondisi Navalny direspon negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS). Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden Jake Sullivan mengatakan, Pmerintah Amerika Serikat telah mengatakan kepada Rusia, akan ada konsekuensi jika kritikus Kremlin Alexei Navalny meninggal di penjara.
"Kami telah mengkomunikasikan kepada Pemerintah Rusia, apa yang terjadi pada Tuan Navalny dalam tahanan mereka adalah tanggung jawab mereka. Dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh komunitas internasional," kata Sullivan kepada CNN.
"Dalam hal tindakan spesifik, kami melihat berbagai biaya berbeda yang akan kami bebeankan. Saya tidak akan menyampaikan kepada publik saat ini. Tapi kami telah mengomunikasikan konsekuensi jika Tuan Navalny meninggal," tegasnya.
BACA JUGA:
Terpisah, Menteri luar negeri Uni Eropa diperkirakan akan membahas kondisi Navalny pada Hari Senin ini. Sementara Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa Josep Borrell, meminta pertanggungjawaban Moskow atas masalah tersebut juga.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta Navalny untuk segera menerima perawatan medis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kekuatan dunia harus menarik 'garis merah yang jelas' dengan Rusia, dan mempertimbangkan kemungkinan sanksi ketika melanggarnya.
Setali tiga uang, Inggris juga sangat prihatin dengan laporan tentang perlakuan yang tidak dapat diterima terhadap Navalny dan terus memburuknya kesehatannya, kata kementerian luar negeri Inggris.