Tenaga Medis dan Guru Dievakuasi karena Teror KKB, Wagub Papua: Jangan Dikacaukan Keamanan
Evakuasi warga dari Beoga Puncak Papua karena teror KKB (Foto via ANTARA)

Bagikan:

JAYAPURA - Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal prihatin para tenaga kesehatan dan guru harus dievakuasi dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak karena situasi keamanan usai teror kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Guru di Beoga mendidik anak-anak di wilayah tersebut, jangan dikacaukan, bagaimana anak-anak bisa maju jika kondisi keamanan seperti ini," kata Klemen di Jayapura dikutip Antara, Kamis, 15 April.

Menurut Klemen, apa pun alasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menembak hingga tewas guru di Beoga merupakan hal yang salah.

"Mau disebut mata-mata atau apapun, adalah tidak benar menembak guru," ujarnya.

Klemen menjelaskan demi keselamatan warga lainnya di wilayah tersebut, jika memang harus dievakuasi maka dipersilakan.

"Meskipun demikian, pihak keamanan akan mengamankan wilayah tersebut ke depannya," sambungnya.

Klemen menambahkan pihaknya menyayangkan tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan, apapun alasannya hal tersebut tidak dibenarkan.

Sebelumnya, Kamis, 8 April, KKB melakukan aksi penembakan di sebuah kios di Kampung Julukoma. Akibatnya, Oktovianus Rayo, guru SD Inpres Beoga tewas karena ditembak.

Tidak hanya di situ, pada sore harinya KKB membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga. Kemudian pada Jumat,9 April sore, kelompok tersebut melakukan penembakan kepada Yonatan Randen, guru SMPN 1 Beoga di bagian dada.

Korban yang sempat dibawa masyarakat ke Puskesmas Beoga akhirnya meninggal dunia. Proses evakuasi jenazah baru bisa dilakukan hari ini karena KKB masih berada di Lapangan Terbang Beoga.

Lalu pada Minggu, 11 April malam, KKB kembali berulah dengan membakar sembilan ruang SMPN 1 Beoga.

Akibatnya, sekitar 27 warga yang terdiri dari tenaga medis dan guru di wilayah setempat akhirnya dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika pada Kamis, 15 April.