Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk pertama kali berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa 26 Januari waktu setempat. Ada sejumlah hal yang dibahas dalam pembicaraan melalui sambungan telepon ini.

Gedung mengatakan, Presiden Biden menyampaikan kekhawatiran tentang kegiatan Rusia, termasuk perlakukan terhadap kritikus Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny.

Selain itu, keduanya juga disebut sepakat untuk memperpanjang perjanjian kontrol senjata New START pada 5 Februari mendatang, saat masa berlaku pakta ini berakhir.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengutarakan, pembicaraan ini merupakan bagian dari cara Presiden Joe Biden dalam menyesuaikan kebijakan AS terhadap Rusia, setelah sebelumnya Donald Trump enggan 'menghadapi' Putin secara langsung. 

"Hal yang dibahas termasuk proposal untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir New START dengan Rusia selama lima tahun dan dukungan kuat AS untuk kedaulatan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung," ujar Psaki, melansir Reuters.

Dalam perjanjian ini, Amerika Serikat dan Rusia sama-sama sepakat untuk membatasi masing-masing pihak mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.

Psaki melanjutkan, Presiden Biden juga mengangkat kasus Navalny, yang dipenjara setelah kembali ke Moskow dari Jerman pekan lalu, sebuah kasus yang meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat.

Presiden Biden lebih lanjut menyuarakan keprihatinan kepada Putin tentang apa yang disebut Gedung Putih sebagai campur tangan dalam pemilihan presiden 2020, serta peretasan dunia maya 'Solar Winds' yang disalahkan pada Moskow. Serta laporan bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada pemberontak Taliban karena membunuh pasukan AS di Afghanistan.