Bagikan:

JAKARTA - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengulangi tuduhan tidak berdasar atas adanya penipuan terhadap Pemilu Amerika Serikat (AS). Ia terus mendukung Presiden Donald Trump, termasuk ketika pendukung pemimpin Amerika itu menyerbu gedung Capitol AS.

Bolsonaro, mantan kapten militer sayap kanan, telah lama mengagumi Trump. Ia merupakan salah satu pemimpin global terakhir yang mengakui kemenangan pemilihan Presiden terpilih Joe Biden.

Mengutip Reuters, Kamis 7 Januari 2021, Bolsonaro mengatakan dia telah mengetahui kabar terkait penyerbuan Gedung Capitol AS oleh pendukung Trump yang tidak terima kekalahan Pemilu AS. Penyerbuan tersebu,aksa anggota parlemen untuk mengungsi dan Kongres yang menjamin kemenangan Joe Biden sempat tertunda.

Ditanya oleh seorang pendukung tentang pandangannya tentang kekacauan di Washington DC, Bolsonaro berkata: “Saya mengikuti semuanya hari ini. Anda tahu saya terhubung dengan Trump, bukan? Jadi Anda sudah tahu jawaban saya.”

“Banyak laporan penipuan,” tambahnya, dalam video yang diunggah di media sosial, tanpa memberikan bukti.

Bolsonaro juga mengambil kesempatan untuk mengulangi keluhan tidak berdasar bahwa kemenangannya di Pemilu 2018 dinodai oleh penipuan. Bolsonaro mengatakan bahwa ia seharusnya menang tanpa putaran kedua.

Kekalahan Trump dalam Pemilu AS merupakan pukulan bagi Bolsonaro, yang berusaha menjalin hubungan lebih dekat dengan AS. Kemenangan Biden kemungkinan akan mengisolasi Brasil di panggung global dan meningkatkan tekanan pada penanganan Bolsonaro terhadap lingkungan dan hak asasi manusia.

Pandangan Bolsonaro lainnya yang dianggap berbeda adalah ia menolak untuk menerima vaksin COVID-19. Ia merasa bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir dan sikap dunia yang cepat-cepat melakukan vaksinasi tidak bisa dibenarkan.

"Pandemi benar-benar mencapai ujungnya, angka-angka telah menunjukkan hal ini, kami sedang menghadapi kenaikan kecil sekarang," kata Bolsonaro.

"Tetapi terburu-buru untuk mendapatkan vaksin tidak dibenarkan karena Anda membahayakan nyawa orang," tambahnya.

Padahal saat itu, Brasil tengah mengalami lonjakan penularan dan kematian yang tinggi akibat COVID-19. Para ahli juga menyebut Brasil sedang berada di gelombang kedua.

Intensive care unit (ICU) di rumah sakit umum di Rio de Janeiro telah penuh. Sementara persiapan kampanye vaksinasi warga Brasil kemudian terganggu oleh politisasi persaingan antara Bolsonaro dengan Gubernur Sao Paulo Joao Doria yang diprediksi bersaing untuk Pemilu 2022.