Prancis Sukses Uji Coba Laser Penghancur Drone untuk Amankan Olimpiade Paris 2024
Ilustrasi drone. (Unsplash/ricardo gomez angel)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas militer Prancis mengumumkan sukes menggelar uji coba penembakan kanon bertenaga laser, untuk menghancurkan target drone bergerak pada Rabu 7 Juli waktu setempat.

Melansir The National News Kamis 8 Juli, uji coba teknologi militer terbaru ini ditujukan untuk melindungi acara-acara besar kenegaraan, termasuk perhelatan Olimpiade Paris 2024.

"Kita harus bisa mendeteksi drone, yang terkadang tidak lebih besar dari burung, membedakannya, dan mampu menetralisirnya," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly jelang uji coba seperti mengutip dronedj

"Dengan kata lain, kita perlu memiliki mata yang bagus untuk melihat, otak untuk menganalisis, dan senjata untuk menghancurkan ancaman," lanjut Parly.

Pemerintah Prancis juga berharap dapat menggunakannya untuk mempertahankan pangkalan militer dan pembangkit nuklir, terhadap drone yang memiliki kemampuan terbang rendah dan menghindari deteksi radar.

"Kami bertujuan untuk memiliki sistem operasional penuh pada waktunya untuk Olimpiade Paris 2024," kata juru bicara militer Prancis. 

HELMA-P
Ilustrasi Laser Anti-Drone HELMA-P. (Tangkapan Layar YouTube/Agence de l'innovation de défense)

Teknologi prototipe senjata laser yang diberi nama HELMA-P (High Energy Laser for Multiple Application – Power) ini, dikembangkan oleh perusahaan rintisan lokal Cilas dan didukung oleh anggaran negara ini, dapat mendeteksi drone komersial ringan hingga 3 km dan menghancurkannya dalam jarak 1 km.

"Kita perlu beradaptasi dengan ancaman yang terus berubah dan meningkatnya kemampuan drone untuk melarikan diri dari perangkat pengacau atau perisai rudal konvensional," terang juru bicara tersebut.

Sementara pihak pengembang Compagnie Industrielle des Lasers (Cilas) menyebut, HELMA-P menjalani uji coba penembakan di barat daya Prancis dekat pantai Atlantik, dan merupakan pertama kalinya teknologi semacam itu digunakan di Eropa. Selain Prancis, teknologi serupa juga tengah dikembangkan oleh Israel dan Amerika Serikat.

"Helma-P telah menghancurkan drone yang bergerak dengan kecepatan di atas 50 kilometer per jam dan dalam kondisi pelacakan target yang sulit," ungkap Cilas dalam pernyataannya.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan sinar laser satu juta kali lebih kuat daripada yang digunakan oleh pembaca kode QR. Dan, kesuksesan uji coba ini tidak menghentikan pengembangan persenjataan lain.

Negeri Mode disebut tengah menyiapkan tender untuk pengembangan kanon gelombang elektro magnetik (EMP) dan drone pencegat, untuk melindungi dari ancaman drone musuh.