Israel Sukses Ujicoba Senjata Laser, Bisa untuk Menyerang dan Bertahan Segala Cuaca
Drone yang ditembak jatuh dengan laser. (Tangkapan layar YouTube Elbit Systems)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Israel mengumumkan keberhasilan ujicoba intersepsi dengan menembakkan laser terhadap target bergerak di udara. Ujicoba yang dilakukan beberapa pekan lalu ini, melibatkan Angkatan Udara Israel (IAF) dan Elbit Systems.

Melansir Jerusalem Post 21 Juni, Kementerian Israel menyebut ujicoba dilakukan di atas laut, melibatkan pesawat Cessna sipil yang digunakan untuk menembakkan laser berkekuatan tinggi, dengan sasaran drone tak berawak yang terbang pada jarak dan ketinggian berbeda. 

Kementerian Pertahanan Israel menyebut, keberhasilan ini berpotensi menjadikan Israel sebagai negara pertama di dunia yang menggunakan ternologi laser pada pesawat, untuk mencegat target bergerak dalam simulasi operasional. 

"Ini adalah pertama kalinya di Israel, mungkin di dunia, hal ini dilakukan," kata Brigjen. Yaniv Rotem, kepala penelitian dan pengembangan militer di Kementerian Pertahanan Isreal. 

"Ini adalah pencapaian teknologi yang inovatif dan merupakan langkah penting untuk pengembangan lebih lanjut. Sistem laser ini kuat dan tepat untuk menghancurkan sasarn di udara terlepas dari kondisi cuaca," lanjutnya. 

laser israel
Ujicoba penembakan laser Israel. (Tangkapan layar YouTube Elbit Systems)

Sistem energi yang sepenuhnya otomatis menggunakan laser untuk menghancurkan target saat terbang di atas awan, kuat dan tepat 

Sistem energi yang sepenuhnya otomatis menggunakan laser untuk menghancurkan target saat terbang di atas awan, katanya, menambahkan bahwa “sistem yang kuat dan tepat” dapat mencegat target “terlepas dari kondisi cuaca.”

Setelah target melewati area yang diinginkan, sistem dapat diarahkan ke bagian mana pun dengan akurasi yang sangat tinggi. Ini mengunci dan tetap terkunci sampai target jatuh.

Ujicoba ini merupakan fase pertama dari program percontohan multi-tahun dari Administrasi Kementerian Pertahanan untuk Pengembangan Senjata dan Infrastruktur Teknologi (MAFAT) dan Sistem Elbit untuk mengembangkan sistem laser udara.

Pembangunan sistem ini untuk menghadapi sejumlah ancaman yang dihadapi Israel, termasuk roket jarak jauh. Namun, sistem ini disebut tidak dikembangkan untuk digunakan dalam melawan balon pembakar dari Jalur Gaza.

Penargetan laser udara memiliki banyak keuntungan, termasuk biaya penggunaan yang rendah, kemampuan untuk secara efektif mencegat ancaman jarak jauh di ketinggian, terlepas dari kondisi cuaca dan kemampuan untuk mempertahankan area yang luas.

"Kementerian Pertahanan berharap untuk mengujicobakan sistem ini pada pesawat yang lebih besar dalam uji coba mendatang dan kemudian pada platform udara lainnya. Sistem awalnya akan digunakan untuk pertahanan dan akhirnya juga akan digunakan dalam skenario ofensif," papar Rotem.

laser israe
Brigjen Yaniv Rotem. (Tangkapan layar YouTube Elbit Systems)

Rotem menuturkan, selama ujicoba beberapa kendaraan udara tanpa awak (UAV) suskes ditembak jatuh pada jarak satu kilometer dengan tingkat keberhasilan 100 persen. Dalam beberapa tahun mendatang, ditargetkan kemampuan ini mampu menghasilkan laser dengan kekuatan 100 kilowatt dengan jangkauan efektif mencapai 20 kilometer.

"Sistem laser darat yang sedang dikembangkan akan beroperasi dalam tiga hingga empat tahun dan sistem udara dalam delapan hingga 10 tahun," ungkap Rotem, seraya menambahkan dalam dekade berikutnya, diharapkan sistem seperti itu dapat menghancurkan target yang berjarak ratusan kilometer.

Tahun lalu, kementerian meluncurkan tiga program untuk mengembangkan sistem demonstrasi laser berenergi tinggi bekerja sama dengan dua perusahaan, sistem laser berbasis darat untuk melengkapi kemampuan pencegat rudal Iron Dome, laser yang dipasang di platform yang dapat bermanuver untuk mempertahankan pasukan di lapangan. Dan sistem demo laser yang dipasang pada platform udara untuk mencegat ancaman di atas tutupan awan dan untuk pertahanan wilayah yang luas.

"Sistem darat juga akan mampu menghancurkan target pada jarak delapan hingga 10 km dengan laser 100 kilowatt. Kementerian Pertahanan menargetkan sistem ini bisa digunakan pada tahun 2024 di daerah perbatasan Gaza, guna menembak jatuh roket yang ditembakkan," terang Rotem.

Terpisah, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengucapkan selamat kepada MAFAT, Elbit dan IAF atas terobosan teknologi tersebut.

"Hari ini, Anda telah membawa kami lebih dekat ke tonggak penting lainnya dalam pengembangan susunan pertahanan multitier Negara Israel, dan itu signifikan baik dalam hal efektivitas biaya dan kemampuan pertahanan." puji Gantz.

"Sistem laser akan menambah lapisan perlindungan baru pada jangkauan yang lebih besar dan dalam menghadapi berbagai ancaman, mengamankan Negara Israel sambil menghemat biaya intersepsi," tutur Gantz. 

laser israel
Ruang kontrol ujicoba laser militer Israel. (Tangkapan layar YouTube Elbit Systems)

"Saya yakin industri pertahanan Israel akan berhasil dalam program pembangunan yang penting ini, dan saya akan bekerja sama secara pribadi dengan seluruh lembaga pertahanan untuk memastikan keberhasilannya," tambah Gantz.

Kementerian Pertahanan berharap, sistem udara akan lebih meningkatkan efektivitas pertahanan udara Israel terhadap ancaman yang ada dan masa depan. Hal ini diharapkan untuk melengkapi susunan pertahanan udara multitier Israel, yang meliputi Iron Dome, pencegat rudal David Sling untuk jarak menengah dan Arrow untuk intersepsi jarak jauh.

"Kami bangga menjadi ujung tombak pengembangan kemampuan strategis ini bersama dengan Kementerian Pertahanan dan IAF. Ujicoba berhasil berkat berbagai aset teknologi yang unit," terang manajer umum Elbit ISTAR Oren Sabag. 

"Kami percaya bahwa penggunaan laser bertenaga tinggi untuk melakukan intersepsi udara berbiaya rendah, terhadap roket dan pesawat tak berawak musuh yang lebih dekat ke area peluncuran mereka dan jauh dari pusat populasi menawarkan perubahan signifikan dalam kemampuan pertahanan Israel," pungkasnya.