Bagikan:

JAKARTA - Komunitas pesepeda Bike to Work Indonesia akan menggelar aksi protes terhadap kebijakan pesepeda road bike boleh melintasi Jalan Layang Nontol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang.

Dalam akun Instagram b2w_indonesia, aksi protes yang dinamakan Black Day ini akan dilakukan di ujung JLNT arah Kota Kasablanka.

"Bike2Work Indonesia, bersama RSA @rsaindonesia , dan Koalisi Pejalan Kaki @koalisipejalankaki mengajak sahabat pegiat sepeda, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya (termasuk roda dua dan roda empat) untuk mengikuti aksi Black Day," tulis akun Bike to Work, Kamis, 10 Juni.

Bike to Work akan melakukan aksi pada Minggu, 13 Juni pukul 06.00-07.00 WIB dengan mengenakan pakaian hitam. Mereka akan melakukan teatrikal tabur bunga di sekitar rambu road bike, dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap.

Aksi ini dilakukan Bike to Work sebagai bentuk protes dan kontrol sosial terhadap kebijakan diskriminatif yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, lewat Dinas Peehubungan DKI.

Bike to Work mengingatkan agar pemangku kebijakan konsisten dengan aturan dan tidak diskriminatif, sesuai Undang-undang Nomor 38 tahun 2004, di mana fungsi jalan adalah untuk transportasi. 

"Aksi ini juga berkesesuaian dengan #hakatasrasaamanpesepeda, keselamatan para pesepeda sendiri, dan sekaligus prinsip keadilan. Di mana salah satu alasan mengapa motor dilarang melintasi JLNT adalah faktor keselamatan, di antaranya karena faktor angin kencang," ungkapnya.

Sebagai informasi, Pemprov DKI membolehkan sepeda khusus road bike untuk melintas JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang pada hari Sabtu dan Minggu, pukul 05.00 WIB sampai 08.00 WIB.

Saat ini, telah berlangsung uji coba road bike masuk JLNT selama tiga pekan. Kepala Dinas Perhubungan DKI  Syafrin Liputo menyebut terdapat peningkatan volume pesepeda road bike yang cukup signifikan.

Pada uji coba hari pertama, ada 1.666 pesepeda road bike yang melintasi JLNT. Pada minggu kedua, jumlahnya meningkat menjadi.2.499 dan minggu ketiga meningkat menjadi 4.005 pengguna road bike yang masuk JLNT.

"Jadi kita perlu pahami bahwa animo penggunaan sepeda apakah itu sebagai alat sport atau kendaraan transport itu meningkat cukup tajam," ucap Syafrin, beberapa waktu lalu.

Syafrin membantah Pemprov DKI menganakemaskan pesepeda balap. "Tidak ada yang memanjakan siapa. Kami, Pemerintah Provinsi DKI tetap mengutamakan aspek keselamatan warganya," kata dia.

Syafrin menjelaskan, alasan pihaknya memberi jalur khusus karena pesepeda road bike butuh lintasan yang lebih lengang karena melaju dengan kecepatan tinggi. Jika lintasan disatukan di jalur sepeda atau dicampur dengan pengendara kendaraan bermotor, maka risiko kecelakaan akan tinggi.

"Penyediaan JLNT sebagai lintasan road bike ini wujud kehadiran Pemprov DKI bagi sepeda sport. Pada saat mereka berada di ruang lalu lintas bersama-sama dengan pengguna jalan lainnya, maka aspek keselamatan dan kenyamanan bisa terjamin, dari sisi pengguna road bike dan sisi pengguna kendaraan lainnya," jelas dia.