Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengaku pihaknya akan terus melakukan uji coba pembolehan pesepeda road bike masuk Jalan Layang Nontol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang.

Diketahui, saat ini Pemprov DKI telah memberlakukan empat pekan uji coba road bike masuk JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, dilakukan setiap Sabtu-Minggu pukul 05.00-08.00 WIB.

"Saat ini uji coba (pekan) keempat. Nanti kita evaluasi untuk uji coba berikutnya," kata Syafrin kepada wartawan, Minggu, 13 Juni.

Padahal, sudah ada beberapa pihak yang menentang, seperti komunitas sepeda Bike to Work Indonesia, Road Safety Association Indonesia, Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, hingga Koalisi Pejalan Kaki. Mereka menentang karena road bike masuk JLNT merupakan kebijakan diskriminatif.

Namun, Syafrin mengaku tidak mempermasalahkan pertentangan itu. Menurut dia, kritikan road bike masuk JLNT akan ditampung untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan regulasi lintasan road bike.

"Tujuan uji coba ini adalah ingin mendapatkan masukan, kritik, saran sebanyak-banyaknya dalam rangka perbaikan. Jadi, masukkan yang sifatnya konstruktif untuk pelaksanaan JLNT ini sebagai lintasan road bike ini juga akan kami tuangkan ke depan nanti," jelas dia.

Lagipula, ia menyebut ada kenaikan signifikan terhadap jumlah pengguna road bike di JLNT. Pada uji coba pekan pertama, Minggu 23 Mei lalu, jumlah pengguna road bike yang mengikuti uji coba di JLNT sebanyak 1.666 pesepeda. Jumlah ini meningkat 77 persen pada pekan kedua, yakni sebanyak 2.499 pesepeda road bike pada Sabtu, 29 Mei dan 30 Mei.

“Uji coba ketiga minggu lalu juga naik 62,3 persen (dari pekan sebelumnya) yakni 4.005 pesepeda yang melintas. Kami tetap melakukan pemantauan dan menghitung jumlah pesepeda yang menggunakan JLNT ini sebagai lintasan road bike,” jelasnya.

Sementara, Anggota komunitas Road Safety Association Indonesia, Rio mengaku pihaknya sempat menyayangkan sikap jajaran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memutuskan untuk melakukan uji coba road bike di JLNT tanpa melibatkan semua pihak.

"Uji coba JLNT ini hanya melibatkan beberapa pespeda. Sementara JLNT itu adalah milik orang banyak," ungkap Rio.

Sebenarnya, Rio dan semua pihak yang menentang JLNT hanya diperuntukkan pesepeda road bike tidak memiliki sentimen tersendiri terhadap pesepeda sport. Hanya saja, mereka tak ingin ada kebijakan yang tidak adil.

"Kita tdak punya masalah sama teman-teman sepeda sport. Yang kita titik beratkan adalah regulasi yang ngawur. Regulasi ini muncul dari beberapa tahapan. Nah, tahapan ini yang kita harapkan bisa melalui mekanisme yang tepat," ujarnya.

Oleh karenanya, setelah melakukan diskusi dengan semua komunitas sepeda dan Dinas Perhubungan, Rio meminta kebijakan mendatang harus melibatkan semua pihak.

"Jadi, ini yang jadi kesepakatan. Apabila ada uji coba lanjutan kami minta jangan lagi tiba-tiba lagi muncul kebijakan yang semua orang tidah tahu. Akhirnya jadinya seprti ini. Akhirnya terjadi polemik," jelasnya.