JAKARTA - Komunitas pesepeda Bike to Work Indonesia (B2W) menolak kebijakan Pemprov DKI Anies Baswedan yang membolehkan pengguna road bike (sepeda balap) melintasi Jalan Layang Nontol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang di jam tertentu.
Ketua Umum Komunitas B2W Putut Sudaryanto menganggap, pihaknya menolak keistimewaan kepada road bike karena kebijakan yang diambil Dinas Perhubungan DKI mengenai sistem transportasi harus setara.
"Kebijakan harus diberlakukan dengan prinsip kesetaraan dan proporsional, sehingga semua jenis moda transportasi harus diperlakukan sama dan setara. Kembali ke aturan awal JLNT Casablanca, motor tidak boleh, maka sudah selayaknya sepeda juga tidak boleh," kata Putut kepada VOI, Jumat, 11 Juni
BACA JUGA:
Oleh karenanya, Bike to Work Indonesia akan menggelar aksi protes JLNT. Dalam akun Instagram b2w_indonesia, aksi protes yang dinamakan Black Day ini akan dilakukan di ujung JLNT arah Kota Kasablanka.
Bike to Work akan melakukan aksi pada Minggu, 13 Juni pukul 06.00-07.00 WIB dengan mengenakan pakaian hitam. Mereka akan melakukan teatrikal tabur bunga di sekitar rambu road bike, dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap.
Aksi ini dilakukan Bike to Work sebagai bentuk protes dan kontrol sosial terhadap kebijakan diskriminatif yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, lewat Dinas Perhubungan DKI.
Bike to Work mengingatkan agar pemangku kebijakan konsisten dengan aturan dan tidak diskriminatif, sesuai Undang-undang Nomor 38 tahun 2004, di mana fungsi jalan adalah untuk transportasi.
"Aksi ini juga berkesesuaian dengan #hakatasrasaamanpesepeda, keselamatan para pesepeda sendiri, dan sekaligus prinsip keadilan. Di mana salah satu alasan mengapa motor dilarang melintasi JLNT adalah faktor keselamatan, di antaranya karena faktor angin kencang," tulis akun b2w_indonesia.
Sebagai informasi, Pemprov DKI membolehkan sepeda khusus road bike untuk melintas JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang pada hari Sabtu dan Minggu, pukul 05.00 WIB sampai 08.00 WIB.