Bagikan:

JAKARTA - Penjara utama di Kongo yang terletak di Kinshasa dibobol para tahanan. Sedikitnya 129 narapidana tewas dalam aksi tersebut, 24 di antaranya ditembak mati lantaran mengacuhkan tembakan peringatan.

Menteri Dalam Negeri Kongo Jacquemin Shabani mengatakan, dari mayoritas korban tewas diakibatkan berdesakan saat keluar penjara.

"Ada juga 59 orang yang terluka yang dirawat oleh pemerintah, serta beberapa kasus wanita yang diperkosa," katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip dari CBS News, Selasa 3 September.

Penjara Pusat Makala yang penuh sesak di Kinshasa dibobol pada Senin 2 September pagi waktu setempat. Saat ini, Jacquemin mengatakan, keadaan pejara tersebut telah kondusif meski sebagian ruangan terbakar dalam aksi pembobolan itu.

Aparat setempat dalam laporannya menyatakan tidak ada tanda-tanda masuk paksa ke dalam penjara dalam aksi pembobolan ini.

Wakil Menteri Kehakiman Kongo mengatakan kepada radio Top Congo FM, upaya melarikan diri itu direncanakan dari dalam penjara oleh Mbemba Kabuya, narapidana di salah satu sayap lembaga pemasyarakatan tersebut.

Akibat kejadian ini, jalan-jalan di Kongo terpaksa ditutup pihak berwenang untuk menangkap kembali narapidana yang kabur.

Amnesty International dalam laporan terbarunya menyebutkan, Penjara Pusat Makala yang berkapasitas 1.500 orang menampung lebih dari 12.000 narapidana, sebagian besar sedang menunggu persidangan.

Penjara tersebut sempat dibobol pada tahun 2017 dalam serangan sekte agama yang berupaya membebaskan puluhan narapidana.