Bagikan:

JAKARTA - Delapan pasukan penjaga perdamaian tewas, ketika helikopter Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) jatuh di Republik Demokratik Kongo, pada Selasa di tengah pertempuran pemberontak, kata PBB.

Jenazah para pasukan penjaga perdamaian telah dibawa ke Goma, dengan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan itu, sebut PBB dalam sebuah pernyataan.

Mereka termasuk enam anggota awak dari militer Pakistan dan dua personel militer, satu dari Rusia dan satu dari Serbia, misi penjaga perdamaian PBB di Kongo, yang dikenal sebagai MONUSCO, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Tentara Pakistan mengatakan, kedelapan orang itu tewas dan memberikan nama-nama pilot dan kru. Pakistan telah mengerahkan unit penerbangan ke misi PBB di Kongo sejak 2011, katanya.

Helikopter itu sedang dalam misi pengintaian ketika jatuh di daerah Tshanzu, Provinsi Kivu Utara, di mana terjadi bentrokan minggu ini, antara tentara Kongo dan kelompok pemberontak yang dikenal sebagai M23, kata MONUSCO, melansir Reuters 30 Maret.

Sementara itu, tentara Kongo mengatakan helikopter itu ditembak jatuh oleh pemberontak, yang dibantah oleh juru bicara M23. Adapun MONUSCO tidak menyatakan penyebab kecelakaan itu dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.

Kelompok M23 diusir dari Kongo setelah pemberontakan pada 2012 dan 2013, dikejar ke negara tetangga Uganda dan Rwanda. Para pejuangnya sejak itu kembali melancarkan serangan, termasuk satu di bagian yang sama di Kongo pada Bulan November.

Pertempuran sengit dimulai ketika M23 menyerang dua posisi tentara Kongo pada Minggu malam. Pada Hari Selasa, pemberontak telah pindah ke Kota Kabindi dan mendekati pusat administrasi lokal daerah itu, Kota Rutshuru, menurut koordinator masyarakat sipil.

"Jika musuh-musuh ini berhasil mengusir pasukan kami, pusat Rutshuru akan jatuh," tutur Jean Damascene Baziyaka kepada wartawan.

Tentara Uganda juga telah memasuki medan pertempuran, mengatakan telah menewaskan 14 pejuang M23 di dekat perbatasan dengan Kongo pada Hari Selasa.

"Malam ini, mereka (M23) menyerang kami, mereka menembaki sisi Uganda dan beberapa rumah warga sipil dihancurkan. Pasukan kami merespons dan 14 pemberontak tewas, tujuh ditawan perang," terang juru bicara militer Uganda Brigadir Felix Kulayigye, menambahkan salah satu dari tentara mereka juga tewas dalam pertempuran itu.

Untuk diketahui, ada upaya regional dalam beberapa tahun terakhir untuk mendemobilisasi M23, tetapi para pemimpinnya mengeluhkan implementasi perjanjian damai yang lambat dan menuduh tentara Kongo mengobarkan perang melawannya.

Terpisah, juru bicara M23 Willy Ngoma mengatakan pada Hari Selasa bahwa kelompok itu berjuang hanya untuk mempertahankan diri.