Bagikan:

JAKARTA - Puluhan penyerang bersenjata berhasil 'membebaskan' lebih dari 800 tahanan dari sebuah penjara di timur Republik Demokratik Kongo, kata pihak berwenang setempat pada Rabu, menyalahkan kelompok militan terkait ISIS.

Dua petugas polisi dan seorang warga sipil tewas, sementara sebagian fasilitas rusak akibat kebakaran selama serangan terhadap penjara di Kota Butembo, kata Antony Mwalushyi, juru bicara operasi militer terhadap kelompok bersenjata di Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo.

"Musuh dipersenjatai dengan berat dan jumlah anggota sedikitnya 80 orang. Mereka berhasil menerobos penjara dan membebaskan semua tahanan," jelas Mwalushayi kepada wartawan, tanpa mengatakan berapa banyak tahanan yang melarikan diri, melansir Reuters 10 Agustus.

Sementara, direktur penjara Brunelle N'kasa kemudian mengatakan kepada Reuters, hanya 58 dari 874 narapidana yang tersisa.

Mwalushyi mengatakan dia yakin Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) berada di balik serangan itu. Kelompok bersenjata Uganda itu telah aktif di Kongo timur sejak 1990-an, memiliki hubungan dengan ISIS dan bertanggung jawab atas pembantaian berulang.

Terpisah, Wali Kota Butembo Mowa Baeki-Telly mengimbau warga untuk membantu menangkap para tahanan yang melarikan diri.

"Jika ada pelarian, dia tidak boleh dibakar, jangan bunuh dia, bawa dia ke sini kepada kami, sehingga kami dapat memasukkannya kembali ke penjara," katanya kepada wartawan.

Diketahui, pelarian adalah hal yang sering terjadi di penjara Kongo yang penuh sesak dan tidak aman. Pada tahun 2020, ADF dikaitkan dengan pembobolan penjara yang membebaskan lebih dari 1.300 narapidana di kota timur Beni.