Otoritas Turki Tahan 34 Orang Usai Serangan Teroris di Pengadilan Istanbul
Ilustrasi. (Pixabay/4711018)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Turki menangkap 34 orang usai serangan bersenjata di pengadilan Istanbul pada Hari Selasa, menyebut itu dilakukan oleh organisasi Marxis.

Seorang warga sipil tewas dan enam lainnya terluka, ketika militan sayap kiri melepas tembakan ke pos pemeriksaan polisi di depan gedung pengadilan di Istanbul, peristiwa yang disebut otoritas setempat sebagai upaya serangan teroris.

"Kedua teroris itu dilumpuhkan oleh petugas polisi kami yang bertugas sebelum mereka mencapai tujuan tercela mereka," kata Presiden Tayyip Erdogan dalam sebuah acara di Provinsi Kahramanmaras, melansir Reuters 7 Februari.

Rekaman serangan tersebut menunjukkan, dua penembak melepaskan tembakan ke pos pemeriksaan gedung pengadilan yang dikelilingi warga sipil. Video tersebut menunjukkan salah satu penembak dibunuh sementara warga sipil melarikan diri, dan yang lainnya ditembak mati oleh polisi di balik gerbang besi tak lama kemudian.

Saksi mata bernama Banu Polat mengatakan, serangan pertama kali terjadi di dalam gedung pengadilan, namun pihak berwenang belum mengonfirmasi hal tersebut atau memberikan rincian lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan, polisi telah membunuh dua penembak, yang menurutnya diyakini anggota kelompok DHKP-C. Yerlikaya menggambarkan insiden di Gedung Pengadilan Caglayan sebagai "percobaan serangan teror".

Sedangkan Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc mengatakan kepada wartawan, sekitar 34 orang telah ditahan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dia mengatakan, tiga petugas polisi yang terluka dalam kondisi baik. Sementara, salah satu dari empat warga sipil yang terluka meninggal di rumah sakit, tambahnya.

Diketahui, DHKP-C, Front Tentara Pembebasan Rakyat Revolusioner, adalah organisasi Marxis terlarang yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Turki.

Kelompok ini dituduh bertanggung jawab atas serangkaian serangan dan bom bunuh diri di Turki sejak tahun 1990. Pihak berwenang telah melakukan beberapa operasi terhadap kelompok tersebut selama bertahun-tahun, menahan dan membunuh puluhan anggotanya.

Bulan lalu, kelompok bersenjata ISIS melakukan serangan terhadap sebuah gereja di Istanbul saat Misa Hari Minggu, menyebabkan satu orang tewas. Pihak berwenang sejak itu telah menangkap beberapa orang yang dicurigai terkait dengan kelompok atau serangan tersebut.