JAKARTA - Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir meminta maaf usai putranya membuat heboh, menyamakan Presiden Amerika Serikat dengan pasien Alzheimer, menyiratkan dia mengalami penurunan kognitif.
Shuvael Ben-Gvir men-tweet foto Presiden Biden, menulis "di masa-masa sulit ini, penting untuk meningkatkan kesadaran akan Alzheimer, penyakit otak degeneratif yang merupakan penyebab paling umum penurunan kognitif dan demensia."
"Penyakit serius yang mempengaruhi fungsi dan kemampuan seseorang," tulisnya, melansir The Times of Israel 6 Februari.
Mengetahui itu, Ben-Gvir kemudian meminta maaf atas unggahan putranya, menulis itu merupakan "kesalahan serius dengan tweet yang sangat saya tidak setujui."
"Amerika Serikat adalah teman baik kami dan Presiden Biden adalah teman Israel. Bahkan jika saya tidak setuju dengan perilakunya, tidak ada ruang, amit-amit, untuk gaya yang meremehkan," tulis Ben Gvir.
"Saya minta maaf atas kata-kata anak saya," tandasnya.
Beberapa menit kemudian, putra ben-Gvir juga meminta maaf, men-tweet gambar Presiden Biden dengan kalimat “Tuan Presiden, maaf!”
Tweet tersebut dan permintaan maaf muncul dua hari setelah Ben-Gvir mengkritik Presiden Biden dalam sebuah wawancara.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengkritik keras cara Pemerintahan Presiden Biden menangani perang di Gaza, menuduhnya menguntungkan Hamas, berpendapat Israel akan lebih baik jika berurusan dengan Donald Trump.
BACA JUGA:
"Alih-alih memberi kami dukungan penuh, (Presiden Joe) Biden sibuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar, yang disalurkan ke Hamas," kata Ben Gvir.
"Jika Trump berkuasa, tindakan AS akan sangat berbeda," tandasnya.
Itu bukan pertama kalinya Ben Gvir mengkritik Presiden Biden dan AS. Sebelumnya, dia menyatakan Israel "bukanlah bintang lain dalam bendera Amerika."