Bagikan:

JAKARTA - Kremlin pada Hari Senin memperingatkan Barat, segala upaya untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan sebagai jaminan untuk mengumpulkan dana bagi Ukraina, mengatakan itu tindakan ilegal dan mengawasinya dengan ketat sekaligus menekankan risiko yang bisa ditimbulkan.

Amerika Serikat dan sekutu melarang transaksi dengan bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia, memblokir aset Moskow sekitar 300 miliar dolar AS di Barat, usai Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukannya dalam operasi militer khusus ke Ukraina pada Februari 2022.

Bank sentral Rusia belum memberikan rincian rinci mengenai apa yang dibekukan, namun gambaran kasarnya dapat diperoleh dari dokumen yang merinci kepemilikan Rusia pada awal tahun 2022. Aset ini tersebar dalam bentuk euro, dolar AS, pound Inggris, yen Jepang, dolar Kanada, 6 miliar dolar Australia, dolar Singapura dan franc Swiss.

Rusia telah mengatakan, jika propertinya disita maka mereka akan menyita aset-aset AS, Eropa, dan lainnya sebagai tanggapan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, setiap upaya untuk mengambil aset Rusia akan menimbulkan tantangan hukum selama bertahun-tahun dari Rusia.

"Tentu saja, Federasi Rusia akan menentang keputusan tersebut, kami akan melindungi kepentingan dan aset kami yang disita secara ilegal," tegas Peskov, melansir Reuters 5 Februari.

"Perambahan terhadap properti orang lain merusak seluruh fondasi sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi mereka yang akan melaksanakan keputusan tersebut," lanjutnya.

"Kami yakin, para pengambil keputusan juga memahami konsekuensi yang tidak dapat dihindari ini. Kami mengawasi dengan sangat cermat," tegasnya.

sebelumnya, Financial Times melaporkan pada Hari Sabtu, negara G7 telah menyusun rencana untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan sebagai jaminan atas penjualan utang untuk membantu Ukraina. Bloomberg juga melaporkan rencana tersebut.

"Kami belum tahu seberapa sesuai publikasi ini dengan kenyataan. Apakah memang ada rencana seperti itu? Penting untuk menunggu pernyataan resmi mengenai masalah ini," kata Peskov.

"Kami tahu bahkan publikasi yang paling serius sekalipun, sayangnya, disadari atau tidak, membuat banyak kesalahan," tandasnya.

Beberapa pejabat senior Barat khawatir, penyitaan aset Rusia yang diinvestasikan dalam obligasi pemerintah dalam mata uang euro, dolar AS dan pound Inggris dapat melemahkan kesediaan bank sentral untuk menyimpan cadangan devisa satu sama lain.