JAKARTA - Sedikitnya 10 personel polisi tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan menjelang fajar yang dilakukan kelompok militan terhadap kantor polisi di barat laut Pakistan pada Hari Senin, kata polisi, saat kekerasan meningkat jelang Pemilu yang digelar pekan ini.
Serangan itu dimulai kelompok militan pukul 03.00 dinihari waktu setempat, diawali dengan tembakan penembak jitu, sebelum kemudian mereka memasuki gedung tersebut, kata polisi di wilayah Draban, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa.
"Setelah memasuki gedung, para teroris menggunakan granat tangan yang menyebabkan lebih banyak korban di pihak polisi," kata Malik Anees ul Hassan, wakil inspektur polisi di Draban, melansir Reuters 5 Februari.
Belum jelas siapa atau kelompok apa yang menjadi dalang di balik serangan tersebut, serta apakah serangan tersebut terkait dengan Pemilu yang akan digelar pekan ini.
Pekan lalu, seorang calon anggota dewan nasional ditembak mati pada Hari Rabu di tempat lain di Khyber-Pakhtunkhwa. Pada hari yang sama, pemimpin politik lainnya ditembak mati di kantor pemilu partainya di Provinsi Balochistan.
Selasa sebelumnya, serangan bom setelah rapat umum pemilu menewaskan empat orang di Balochistan. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
BACA JUGA:
Draban terletak di kawasan yang dianggap sebagai kubu Partai Jamiat Ulema-e-Islam. Pemimpin partai agama konservatif, Maulana Fazal Ur Rehman, bulan lalu melakukan perjalanan ke Afghanistan untuk bertemu dengan pemimpin spiritual tertinggi Taliban, lapor media lokal.
Partai tersebut juga menyerukan penundaan Pemilu di Pakistan karena masalah keamanan.
Diketahui, Pakistan telah menyaksikan kebangkitan kembali serangan yang dilakukan oleh militan berbasis agama, terutama yang menargetkan personel keamanan, sejak tahun 2022, ketika gencatan senjata antara Taliban Pakistan dan pemerintah runtuh.