JAKARTA - Korban tewas akibat ledakan bom di Quetta, Pakistan, bertambah menjadi 13 orang. Sebanyak 25 lainnya luka-luka dalam ledakan bom di stasiun kereta api tersebut.
Pakistan sedang bergulat dengan meningkatnya serangan militan di barat lautnya dan meningkatnya pemberontakan separatis di selatan.
“Ledakan itu terjadi di dalam stasiun kereta api ketika kereta ekspres tujuan Peshawar hendak berangkat ke tujuannya,” kata inspektur senior operasi polisi, Muhammad Baloch, dilansir Reuters, Sabtu, 9 November.
Pakistan tengah menangani kelompok militan. Terakhir, empat tentara Pakistan tewas dalam baku tembak dengan militan di dekat perbatasan barat laut dengan Afghanistan. Lima militan Islam dilaporkan ikut tewas.
Dilansir Reuters, Kamis, 7 November, baku tembak terjadi di wilayah kesukuan Waziristan Selatan, yang terletak di sebelah perbatasan Afghanistan – wilayah yang telah lama menjadi tempat perlindungan bagi militan yang beroperasi di kedua sisi perbatasan.
Islamabad mengatakan para militan menggunakan tanah Afghanistan untuk melatih dan merencanakan serangan di Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh Kabul.
Pakistan mengatakan militan telah menjadi masalah besar bagi negara Asia Selatan tersebut.
Kelompok militan yang disebut Tahreek-e-Taliban Pakistan menyerang Pakistan dan pasukannya selama bertahun-tahun dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah dan menggantinya dengan sistem Islam yang keras.
Kelompok ini telah mempercepat serangan sejak tahun lalu setelah mereka mencabut gencatan senjata dengan pemerintah, dan menuduh pemerintah melanggar gencatan senjata.