Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut pihaknya menyiagakan pelayanan pasien bergejala Monkeypox (Mpox) pada puskesmas dan RSUD seluruh kecamatan di Jakarta.

"Semua faskes kita siap. Teman-teman puskes juga sangat siap insyallah nakes puskes sangat terlatih mengenali gejalannya sejak dini, dan RS siap untuk memberikan pelayanan dan isolasi," kata Ani di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 2 September.

Dalam penanganannya, fasilitas kesehatan (faskes) akan melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala. Jika terkonfirmasi Mpox dan perlu dilakukan perawatan lebih lanjut, Ani menyebut pasien akan disarankan untuk isolasi di rumah sakit.

"Kalau tidak parah, isolasi mandiri bisa. Tapi kalau mau isolasi di RS, kami siap sesuai kondisi pasiennya," ucap Ani.

Sejak temuan pertama Oktober 2023 hingga saat ini, Dinkes DKI mencatat 59 kasus Mpox dilaporkan di Jakarta. Sementara khusus tahun 2024, kasus Mpox di Jakarta sebanyak 11 pasien.

Kasus-kasus tersebut ditemukan di Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang dan Tanjung Priok. Seluruh kasus berada pada usia 21 sampai 50 tahun.

"Ada 9 orang (warga) DKI dan 2 dari luar DKI, dan 11 itu kondisi sudah sembuh semua. Dari Februari sampai sekarang belum ada yang positif, emang ada beberapa suspek yang masuk dan masuk ke rumah sakit di isolasi dan cek, akhirnya dipastikan bukan Mpox," urai Ani.

Saat ini, sebanyak 430 orang di Jakarta telah menerima suntikan vaksin Monkeypox (Mpox) dosis kedua. Sementara, sejak dijalankan program vaksinasi Mpox tahun 2023 lalu, sebangak 495 orang telah tervaksinasi dosis pertama dari populasi kunci atau kelompok risiko tinggi.

“Masih tersisa 42 vial vaksin yang akan digunakan sesuai kebutuhan,” ucap Ani.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyampaikan rencana pemerintah untuk mendatangkan 1.600 dosis vaksin tambahan dalam upaya menghadapi wabah Mpox.

“Dari 1.000 dosis vaksin yang kami datangkan, saat ini hanya tersisa 40 dosis. Kami sedang menunggu kedatangan 1.600 dosis vaksin tambahan yang diharapkan tiba minggu ini,” kata Budi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 27 Agustus.

Tambahan vaksin itu akan menambah jumlah vaksin Mpox yang sebelumnya tersedia di Indonesia sebanyak 1.000 dosis. Budi menjelaskan bahwa setiap dosis vaksin Mpox memerlukan anggaran yang relatif mahal, sekitar Rp3,5 juta.

Adapun gambaran klinis yang dapat dijumpai pada pasien Mpox pada wabah 2022 dan 2023 lalu berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan tubuh (fatigue) disertai ruam atau lesi berupa lenting atau gelembung kecil keputihan dengan bagian tengah yang berwarna gelap.