Bagikan:

JAKARTA - Sejak Anies Baswedan mengumumkan rencana untuk mendirikan partai politik (parpol) baru, beredar formulir pendaftaran hingga permintaan sumbangan untuk pembentukan partai tersebut. Namun, Anies membantah ia dan timnya yang mengedarkan formulir itu.

"Beberapa waktu ini beredar ada formulir, ada QR code, ada nomor rekening, ada yang minta untuk menyumbang, ada yang minta untuk mendaftar, ada terkait dengan partai dan ormas. Saya ingin tegaskan itu semua bukan dari saya dan kami tidak pernah mengedarkan apapun juga," ungkap Anies dalam keterangan video, dikutip Minggu, 1 September.

Anies menyarankan masyarakat untuk tidak menanggapi edaran formulir tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak menunggu informasi lebih lanjut terkait kepastian pembentukan partai yang ingin ia dirikan.

"Saya paham antusiasme itu luar biasa besar, tapi harap hati-hati, harap kritis, dan sampai dengan hari ini, hari Sabtu 31 Agustus 2024, belum ada formulir apapun, belum ada edaran apapun," lanjutnya.

Peluang Anies maju diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Pilgub Jakarta setelah ditinggal oleh NasDem, PKB, dan PKS, ternyata tak berbuah. PDIP mencalonkan kadernya, Pramono Anung-Rano Karno yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada Rabu, 28 Agustus.

Belakangan, PDIP menawarkan Anies untuk maju Pilgub Jawa Barat (Jabar), setelah batal mengusungnya di Jakarta. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jabar sempat mengungkap Anies akan dipasangkan oleh Ono Surono.

Sempat berkembang juga rumor Anies telah berangkat ke Bandung, Jawa Barat untuk mendaftar bersama PDIP. Sebelum masa pendaftaran ditutup pada 29 Agustus malam, Anies, mengumumkan batal mencalonkan diri di Pilkada Jabar. Hingga ditutupnya masa pendaftaran, Anies ternyata tetap berada di Jakarta.

Setelah gagal maju dalam Pilkada Jakarta karena tak mendapat tiket pencalonan, Anies membuka peluang untuk mendirikan partai politik baru. Hal ini didasarkan dari usulan sejumlah pihak padanya.

Hanya saja, Anies masih akan mempertimbangkan apakah akan membentuk parpol atau sebatas organisasi masyarakat (ormas).

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan," tutur Anies pada Jumat, 30 September.

Anies meminta semua pihak untuk menunggu keputusan soal opsi mendirikan partai yang nenurutnya bida menjadi wadah bagi para penggerak demokrasi yang lebih sehat, serta politik yang mengedepankan gagasan.

"Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar," ucap Anies.

Dalam kesempatan itu, Anies juga mengaku menerima usulan agar bergabung menjadi kader partai politik. Namun, ia merasa ragu dengan kondisi politik saat ini. Menurut Amies, jika dirinya masuk parpol, langkah politiknya bisa saja tersandera dengan pihak-pihak yang berkuasa.

"Begini, kalau masuk partai, pertanyannya partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan? Jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak berisiko juga bagi yang mengusulkan. Jadi, ini adalah sebuah kenyataan nih," tandasnya.