Wagub DKI Bandingkan Jumlah Pengungsian Banjir Era Jokowi yang Lebih Banyak Dibanding Sekarang
ILUSTRASI/DOK. VOI

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membandingkan jumlah lokasi pengungsian banjir saat ini dengan kondisi saat kepemimpinan Joko Widodo menjabat Gubernur DKI pada tahun 2013.

Pada banjir sejak Kamis, 18 Februari, terdapat 99 RT dari 30.470 RT yang terdampak banjir, jumlah lokasi pengungsian baru tercatat 2 lokasi. 

"Kalau data sampai hari ini, kecil sekali jumlah pengungsian. Kalau melihat data dari tahun-tahun sebelumnya, terjadi penurunan signifikan," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Februari.

"Pada tahun 2013 umpamanya, titik pengungsi ada 1.115. Tahun 2015 ada 337 pengungsian. Di tahun 2018 tidak ada pengungsian, tahun 2019 ada 13 titik, tahun 2020 ada 70 titik. Tahun 2021 sedang kita rekap, sementara ada 1 sampai 2 pengungsian," lanjut dia.

Riza juga membandingkan jumlah korban jiwa akibat bencana banjir. Pada tahun 2013 ada 38 korban jiwa, tahun 2018 1 jiwa, tahun 2019 2 jiwa, 2020 2 jiwa.

Prinsipnya, kata Riza, terjadi penurunan jumlah pengungsi dan korban jiwa yang cukup signifikan. Hal ini berkat upaya masyarakat Jakarta yang mendukung program-program pemerintah.

"Mudah-mudahan tahun 2021 ini tidak ada korban meninggal karena banjir. Warga yang terdampak juga demikian semakin berkurang, kelurahan terdampak dapat juga semakin berkurang, kecamatan terdampak juga berkurang," tuturnya.

BACA JUGA:


Hari ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat terdapat 99 RT di Jakarta yang terendam banjir hari ini. Rinciannya, ada 3 RT di Jakarta Barat dan 96 RT di Jakarta Timur.

Sebagian wilayah sudah surut. Namun, di RW 02 dan RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, masih tergenang banjir. BPBD sedang melakukan pemompaan di PHB Sulaiman dan Kalimalang. 

"Akibat hujan yang kemarin siang, umumnya itu jam 5 kemarin sudah surut. Begitu juga yang hujan tadi malam, tadi pagi jam-jam 09.00 itu sudah surut. Kecuali memang wilayah yang seperti yang di Cipinang Melayu, itu termasuk juga hujan yang di Halim," kata Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yusmada Faizal 

"Lalu, tinggi muka air di aliran Kali Sunter masih tinggi. Semua armada, semua potensi, semua alat kita, kita kerahkan untuk menangani genangan di Cipinang Melayu," imbuhnya.