JAKARTA - Joko Widodo (Jokowi) pernah berjanji akan mengatasi banjir dan macet yang melanda Jakarta saat dirinya menjadi Presiden Indonesia. Pernyatan yang diucapkan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, 24 Maret 2014 lalu itu, kini diungkit Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Banjir Jakarta yang terjadi pada Sabtu, 20 Februari lalu memang menjadi perhatian serius. Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terus diungkit sebagai orang yang bertanggung jawab atas hal ini.
"Filosofi menahan air banjir? Mungkin justru agar warga Jakarta ingat kepada Jokowi yang saat jadi gubernur DKI pernah menyatakan bahwa banjir di Jakarta lebih mudah diatasi jika Jokowi jadi Presiden RI," cuit Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) lewat akun twitternya, @hnurwahid dikutip VOI, Selasa, 23 Februari.
"Kini sudah tahun ke-7 Jokowi jadi presiden, bagaimana banjir di Jakarta, sudah diatasi," tanya HNW
Selain ungkit pernyataan Jokowi, PKS tidak terima bila banjir Jakarta merupakan kesalahan besar Gubernur Anies Baswedan. Apalagi cara penanganan banjir Anies, dibanding-bandingkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
BACA JUGA:
Hal ini menyusul permintaan dari Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. Benny meminta Anies baswedan tidak menyalahkan alam ketika air bah merendam Jakarta.
Sebaliknya, Anies harus mempersiapkan diri untuk mengatasi kemungkinan buruk yang terjadi di wilayah ibu kota. Kesalahan pemerintahan Anies adalah tidak melanjutkan kebijakan sebelumnya.
"Misalnya, zaman Ahok. Pengerukan terjadi, pembersihan drainase, pemutihan selokan, ada banyak pasukan oranye, pasukan kuning yang siap siaga sehingga ketika curah hujan itu melebihi kapasitas, air itu bisa mengalir," terang dia.
Menurut HNW, dulu Ahok pernah dipanggil Jokowi karena banjir di Jakarta sempat menyentuh Istana Negara. Sedangkan di masa Anies, hal serupa tidak terjadi.
"Banjir di Jakarta lebih mudah diatasi kalau (Jokowi) jadi presiden. Bagaimana dengan yang ini Romo Benny," ungkap HNW.
Dulu, saat menjabat jadi Gubernur DKI, Jokowi mengatakan banjir dan macet lebih mudah diatasi bila menjadi presiden. Sebabnya, presiden memiliki kemudahan dalam mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.
Pemprov, tegas Jokowi, tidak bisa mengatasi banjir dan macet bila tidak dibantu daerah-daerah lain.