Tanggapi Pertemuan SBY-Jokowi, PKS: Kalau Dukung Prabowo, Kasihan 'Teman Sebelah'
Mardani Ali Sera/DOK fraksi.pks.id

Bagikan:

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor, kemarin. 

Mulanya, Ketua DPP PKS Mardani Ali menilai wajar pertemuan presiden ke-6 dan presiden ke-7 RI tersebut dalam rangka memperkuat pemerintahan Indonesia saat ini. 

"Ya wajar saja karena pak Jokowi sedang perlu memperkuat," ujar Mardani Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 Oktober. 

Namun Mardani malah berpikir pertemuan SBY dan Jokowi justru memunculkan spekulasi bahwa sang kepala negara mendukung pencapresan. Prabowo Subianto. 

Sebab, Partai Demokrat telah resmi mendukung Prabowo sebagai Capres 2024 dan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Golkar dan PAN. 

Apalagi, lanjut Mardani, jika sampai Partai Demokrat mendapat kursi di kabinet seiring munculnya isu reshuffle lantaran ada kementerian yang saat ini tengah terlibat masalah hukum. Apabila demikian, kata dia, maka Jokowi sudah memberi sinyal mendukung calon lain yang bukan dari partainya.  

"Dan Demokrat sudah dukung pak Prabowo. Kalau Demokrat dapat (kursi kabinet, red) juga, saya lagi mikir, jangan-jangan pak Jokowi kian kuat ke Prabowo-nya gitu kan. Kasihan temen sebelah saya, hahaha," kata Mardani. 

Mardani mengaku, PKS membebaskan Jokowi bertemu dengan tokoh dari parpol manapun. Terpenting, kata dia, pilpres 2024 harus diwarnai dengan adu gagasan dan karya. 

"Kalau buat PKS bebas, bebas. Kita tidak ingin ada pertarungan lah, kontestasi karya dan gagasan, yang dukung pakl Prabowo boleh, dan yang nggak perlu di dukung pak Jokowi juga," kata Mardani.

Namun, anggota Komisi II DPR itu menitipkan pesan untuk Jokowi agar menjadi negarawan saja usai purna tugas sebagai presiden RI. Mardani menegaskan, Jokowi tidak perlu ikut campur dalam urusan pilpres 2024 mendatang. 

"Pak Jokowi jangan cawe-cawe titik gitu ajalah. Pak Jokowi jadi negarawan aja, sudah sepuluh tahun kok, sayang kalau sudah sepuluh tahun cawe cawe. Jadi nanti nggak high level politik, jadi low level politik, titip buat pak Jokowi," pungkasnya.