Bagikan:

MEDAN - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengomentari keputusan penundaan Pemilu yang ditetapkan hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Ia menilai, keputusan penundaan pemilu itu tidak masuk akal.

"Sebagai orang yang pernah duduk di Komisi II DPR RI dan sebagai kader partai, saya menganggap keputusan dan penundaan Pemilu itu aneh saja," katanya saat ditemui usai menghadiri acara pengukuhan Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Senin 6 Maret.

Ranah Bawaslu

Menurut Ganjar Pranowo, persoalan penundaan pemilu ada di ranah Bawaslu. Dan upaya itu sudah pernah dilakukan beberapa kali, tetapi gagal.

Ganjar Pranowo mendapayt sambutan antusias dari civitas academika USU yang hadir. (IST)
Ganjar Pranowo mendapayt sambutan antusias dari civitas academika USU yang hadir. (IST)

"Kalau tidak salah pernah melakukan upaya itu gagal, pernah ke PTUN gagal. Ya kalau kita melihat kompetensi pengadilannya (PN Jakpus) ya nggak masuk itu. Maka aneh saja," tegasnya.

Dalam acara itu, Ganjar juga bertemu dengan Ketua KPU RI. Saat ngobrol bersama terkait hal itu, Ganjar memberikan bocoran bahwa KPU akan mengajukan banding.

"Saya ketemu ketua KPU tadi di acara pengukuhan Guru Besar USU. Dia mau ke Pengadilan Tinggi untuk banding," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dengan Ketua Majelis Hakim T Oyong mengeluarkan putusan yang isinya memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menunda tahapan Pemilu 2024.

Putusan tersebut dikeluarkan oleh PN Jakpus usai mengabulkan seluruh gugatan perdata Partai PRIMA. Dalam gugatannya, Partai PRIMA merasa dirugikan oleh KPU dalam proses verifikasi administrasi partai politik.

Seperti yang diinformasikan Ganjar Pranowo, Ketua KPU akan segera mengajukan banding atas putusan pengadilan tigkat pertama ini. Kita tunggu bagaimana kelanjutan perkara ini.