Bagikan:

JAKARTA – Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS Jessica Rosenworcel mengusulkan aturan baru pada 29 Mei. Aturan ini berkaitan dengan ledakan tidak sengaja yang menciptakan puing di luar angkasa.

Dengan dibuatnya aturan ini, perusahaan atau lembaga antariksa yang mengajukan izin peluncuran harus menilai dan membatasi kemungkinan ledakan yang tidak disengaja. Kemungkinan ini harus diperkecil menjadi satu banding seribu untuk setiap satelit.

Dalam membuat aturan ini, Rosenworcel menggunakan metrik probabilitas yang diterapkan sebagai standar oleh NASA. Aturan yang belum disahkan ini akan diterapkan selama misi berlangsung hingga operasi dari misinya selesai.

Sebenarnya, ledakan di luar angkasa sangat jarang terjadi. Namun, Rosenworcel mengatakan bahwa aturan ini tetap diperlukan untuk mendorong keberlanjutan di luar angkasa. Aturan ini juga diperlukan untuk mengimbangi orbit yang padat.

"Kita tidak mampu lagi meluncurkan satelit baru ke angkasa tanpa mempertimbangkan keberlanjutan ruang angkasa,” kata Rosenworcel, dikutip dari Spacenews. "Upaya mitigasi puing-puing orbital kami akan membantu melestarikan lingkungan orbital."

Aturan yang diusulkan ini akan menjadi persyaratan baru jika mayoritas dari lima komisaris FCC memberikan persetujuan. Kemungkinan besar, aturan ini akan diterapkan secara bertahap dalam waktu satu tahun setelah dipublikasikan.

Saat ini, pemegang lisensi satelit hanya perlu menegaskan bahwa mereka telah memitigasi risiko dengan cara yang efektif. Namun, setelah disahkan, para pemegang lisensi satelit harus melakukan penilaian agar satelitnya terbukti memiliki metrik probabilitas yang kecil.