Pengadilan Banding AS Kuatkan Keputusan FCC, Starlink Tetap Bisa Kirim Ribuan Satelit ke Orbit Bumi
Usaha Starlink meluncurkan satelit ke orbit rendah bumi terus bisa dilaksanakan. (foto: twitter @spacex)

Bagikan:

JAKARTA - Pengadilan banding AS pada Jumat, 16 Agustus, menguatkan keputusan Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk menyetujui rencana SpaceX untuk mengirimkan beberapa satelit Starlink di orbit Bumi yang lebih rendah dari yang direncanakan sebagai bagian dari usahanya untuk menawarkan internet broadband berbasis ruang angkasa.

SpaceX milik Elon Musk memenangkan persetujuan FCC pada tahun 2021 untuk menerbangkan 2.824 satelit di orbit yang lebih rendah untuk menyediakan layanan internet broadband berkecepatan tinggi bagi orang-orang yang saat ini tidak memiliki akses internet. Pesaing mereka, Viasat Inc  dan DISH Network Corp, menentang persetujuan FCC tersebut.

Viasat mengatakan pada Jumat lalu bahwa pihaknya yakin "keputusan tersebut merupakan kemunduran bagi keselamatan ruang angkasa dan perlindungan lingkungan."

Mereka menambahkan jika pengadilan telah memaksa FCC untuk mengatasi "masalah rumit seputar penyebaran mega-rasi bintang di (orbit rendah bumi), kami percaya dampak berbahaya yang mungkin bertahan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad yang akan datang dapat dihindari."

Dalam tuntutan pengadilan, Viasat mencatat rencana penyebaran SpaceX sangat besar, mencatat "sebagai perbandingan, sekitar 10.000 satelit, total, telah diluncurkan dalam semua sejarah manusia."

Putusan pengadilan menemukan "Viasat hanya mengoperasikan satu satelit yang terbang dekat dengan konstelasi SpaceX" dan menambahkan "Teori cedera ini terlalu spekulatif."

Dish mencatat keputusan itu tidak mengubah aturan FCC yang melarang SpaceX dan operator lain mengganggu layanan televisi yang disediakan oleh operator satelit. "Kami akan tetap waspada dalam memastikan bahwa operasi SpaceX tidak membahayakan jutaan pelanggan satelit kami," kata DISH, seperti dikutip Reuters. SpaceX sendiri tidak segera berkomentar atas keputusan itu.

Pada Kamis, 25 Agustus, operator nirkabel AS, T-Mobile US Inc  juga  mengatakan akan menggunakan satelit Starlink milik SpaceX untuk menyediakan pengguna seluler dengan akses jaringan di beberapa bagian Amerika Serikat. Mereka menguraikan rencana untuk menghubungkan ponsel pengguna langsung ke satelit di orbit. .

Rencana baru akan ada di samping layanan seluler T-Mobile yang sudah ada saat ini.

SpaceX sendiri telah meluncurkan hampir 3.000 satelit Starlink yang mengorbit rendah Bumi sejak 2019, dan dengan mudah melampaui saingannya OneWeb dan Project Kuiper dari Amazon.com Inc.

Bulan lalu, FCC menolak aplikasi Starlink dari  SpaceX untuk subsidi layanan internet senilai 885,5 juta dolar AS setelah secara tentatif memberikan dana tersebut pada tahun 2020.