JAKARTA – Amazon.com sedang mencari persetujuan dari regulator komunikasi AS untuk meluncurkan lebih dari 4.500 satelit tambahan sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menyediakan internet broadband ke daerah-daerah di seluruh dunia yang tidak memiliki layanan internet berkecepatan tinggi.
Sebelumnya, Amazon juga telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk menghabiskan setidaknya 10 miliar dolar AS untuk membangun 3.236 satelit seperti itu, melalui program Project Kuiper-nya. Kamis,4 November malam, mereka meminta Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk memberikan persetujuan guna meluncurkan total 7.774 satelit untuk proyek tersebut.
Pada Senin, 1 November, Amazon juga telah meminta persetujuan FCC untuk meluncurkan dan mengoperasikan dua satelit prototipe pada akhir tahun 2022.
Amazon mengatakan dalam pengajuannya bahwa satelit "akan melayani rumah tangga, rumah sakit, bisnis, lembaga pemerintah, dan organisasi lain di seluruh dunia, termasuk di wilayah geografis di mana broadband yang andal masih kurang."
"Meskipun konektivitas telah meningkat secara global, hanya 51% dari populasi global, dan 44% dari populasi negara berkembang, yang online," kata sumber dari pengarsipan perusahaan tersebut seperti dikutip oleh Reuters.
Pada tahun 2020, FCC menyetujui rencana Proyek Kuiper untuk konstelasi satelit orbit rendah Bumi untuk bersaing dengan jaringan Starlink yang sedang dibangun oleh SpaceX milik Elon Musk.
Pihak Amazon sendiri telah berdebat dengan Elon Musk, baru-baru ini yang menuduh miliarder itu mengabaikan berbagai aturan yang diberlakukan pemerintah.
BACA JUGA:
Pendiri Amazon Jeff Bezos dan Elon Musk adalah dua pihak yang terus bersaing dalam bisnis peluncuran ruang angkasa pribadi. Blue Origin dari Bezos telah menggugat keputusan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) yang memberikan kontrak pendarat di bulan senilai 2,9 miliar dolar AS kepada SpaceX. Akan tetapi hakim federal AS telah menolak gugatan tersebut pada Kamis, 4 November. SpaceX sendiri telah mengerahkan lebih dari 1.700 satelit untuk internet broadband mereka.
Awal pekan ini, FCC juga menyetujui aplikasi Boeing Co untuk meluncurkan dan mengoperasikan 147 satelit untuk menyediakan akses internet broadband berkecepatan tinggi.
Boeing pertama kali mengajukan ke FCC pada tahun 2017 untuk meminta persetujuan guna menyebarkan Konstelasi V-band dari sebagian besar satelit orbit rendah Bumi.
Boeing mengatakan minggu ini bahwa pihaknya "melihat masa depan multi-orbit untuk teknologi satelit. Seiring dengan meningkatnya permintaan untuk komunikasi satelit, keragaman akan diperlukan di seluruh rezim dan frekuensi orbit untuk memenuhi permintaan pelanggan yang unik."