JAKARTA – SpaceX berencana mengganti satelit Starlink generasi pertama dengan ukuran yang lebih besar untuk memperbesar kapasitas broadband. Keinginan ini telah disetujui oleh Komisi Komunikasi Federal AS (FCC).
Pada 16 Agustus, FCC mengubah lisensi yang mengizinkan peluncuran 4.408 Starlink generasi pertama (Gen1) di orbit rendah Bumi. Perubahan lisensi ini akan mengizinkan SpaceX meluncurkan Starlink Gen1 dengan teknologi yang dikembangkan untuk Gen2.
Dilansir dari Spacenews, FCC mengatakan bahwa modifikasi ini akan membuka jalan bagi peluncuran Starlink Gen1 yang memiliki peralatan pembentukan sinar dan pemrosesan digital yang ditingkatkan. Dengan begitu, SpaceX bisa mempersempit sinar broadband.
Pancaran sinar yang lebih sempit dipercaya dapat membantu SpaceX dalam meningkatkan kapasitas jaringan. Selain itu, pancaran sinar ini akan menggunakan frekuensi berlisensi yang dimiliki perusahaan dengan lebih efisien.
Starlink Gen1 terbaru memiliki berat sekitar 300 kilogram, masih lebih kecil jika dibandingkan dengan satelit terbesar untuk Gen2 yang ada saat ini. Setelah seluruh satelit Gen1 diluncurkan, SpaceX akan menyebarkan Starlink Gen2 dengan berat sekitar 2.000 kilogram.
BACA JUGA:
Selain mengajukan perubahan pada satelit Gen1, SpaceX juga mengajukan peluncuran Starlink Gen1 yang lebih besar dalam dua bentuk potensial. Satelit pertama dibangun untuk diluncurkan dengan Falcon 9, sedangkan satelit lainnya akan menggunakan Starship.
Sebelum FCC memberikan izin perubahan lisensi, penyedia layanan televisi berbayar Dish Network meminta lembaga tersebut untuk menolak permintaan SpaceX. Perubahan ini dikhawatirkan akan mengganggu sistem komunikasi satelit lainnya.
Namun, permintaan ini ditolak oleh FCC. Lembaga tersebut mengatakan, "Dengan modifikasi ini, SpaceX akan memanfaatkan teknologi pembentuk berkas yang canggih yang akan memungkinkan penunjuk yang lebih sempit dan terfokus ke stasiun darat."