JAKARTA – Astroscale Japan menerima kontrak Tahap II untuk Program Commercial Removal of Debris Demonstration (CRD2) pada 20 Agustus lalu. Kontrak ini diberikan oleh Badan Kedirgantaraan Jepang (JAXA).
Menurut pernyataan Astroscale, kontrak CRD2 bernilai 13 miliar yen atau sekitar Rp1,3 triliun. Dengan menandatangani kontrak ini, Astroscale sepakat untuk membangun teknologi pertama yang dapat menyingkirkan puing-puing berskala besar dari orbit Bumi.
Teknologi yang dibuat dari kontrak ini akan disebut sebagai Active Debris Removal by Astroscale-Japan (ADRAS-J). Versi pertama dari ADRAS-J telah diluncurkan pada Februari lalu sehingga kontrak kedua ini akan membangun ADRAS-J generasi berikutnya.
Tujuan pembangunan ADRAS-J 2 masih sama, yaitu menyingkirkan sampah roket Jepang dari orbit. Harapannya, teknologi ini dapat mengatasi masalah sampah antariksa yang semakin tidak terkendali karena banyak pesawat atau roket yang hancur di luar angkasa.
"Objek yang belum dipersiapkan di orbit menimbulkan tantangan tambahan karena belum dipersiapkan dengan teknologi apa pun yang memungkinkan dok atau kemungkinan perbaikan atau pemindahan," kata Astroscale dalam keterangan resminya.
BACA JUGA:
Astroscale menjelaskan bahwa ADRAS-J 2 akan mendekati badan roket yang diamati ADRAS-J asli. Tidak seperti wahana antariksa pertama yang hanya mengumpulkan gambar dan menilai pergerakan bagian roket, ADRAS-J 2 akan memindahkan roketnya.
Setelah ADRAS-J 2 siap untuk dioperasikan, teknologi ini akan mendekati roket secara aman melalui operasi pertemuan dan kedekatan (RPO). Teknologi ini akan mengambil gambar lanjutan, lalu memindahkan roket menggunakan lengan robotik hingga proses de-orbit terjadi.