JAKARTA - Starlink, layanan broadband yang dikembangkan SpaceX, gagal mengantongi dana subsidi dari Komisi Komunikasi Federal (FCC). Pengumuman ini dirilis pada Selasa, 12 Desember.
FCC mengatakan bahwa mereka telah menolak permohonan Starlink untuk menggunakan Dana Peluang Digital Pedesaan. Meski tujuannya sudah benar, yaitu memperluas layanan broadband ke pedesaan, SpaceX telah gagal memenuhi persyaratan program.
“Badan ini (FCC) mempunyai tanggung jawab untuk menjadi pengelola dana publik yang terbatas yang dimaksudkan untuk memperluas akses ke broadband pedesaan, bukan mendanai pemohon yang gagal,” kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel dalam keterangan resmi.
Menurut Rosenworcel, penolakan ini sudah sangat tepat untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, FCC memiliki kendali penuh dalam meninjau para pemohon. Jika Starlink memang tidak pantas menerima subsidi dari mereka, maka dana ini tidak akan diberikan.
“FCC melakukan tinjauan hukum, teknis dan kebijakan yang cermat untuk menentukan bahwa pemohon ini telah gagal memenuhi bebannya untuk berhak atas hampir 900 juta dolar AS dana layanan universal selama hampir satu dekade,” jelas Rosenworcel.
Sebagai informasi, SpaceX yang mewakili layanan Starlink telah menjadi pemenang dalam lelang Dana Peluang Digital Pedesaan sebesar 885 dolar AS (Rp13,8 triliun). Meski telah memenangkan lelang, mereka harus mengikuti sejumlah prosedur yang ketat.
BACA JUGA:
Mengingat dana ini berasal dari Dana Layanan Universal, yaitu uang yang dikumpulkan dari para konsumen selama hampir satu dekade, ada dua tahap yang harus pemohon ikuti. Pertama, pemohon harus mengajukan permohonan pendanaan tingkat tinggi.
Setelah diajukan dan menang, mereka harus mengajukan permohonan yang lebih mendalam dan panjang untuk diverifikasi oleh FCC. Langkah ini perlu dilakukan agar FCC bisa memverifikasi bahwa pemohon telah memenuhi syarat.
Ini bukan kali pertama Starlink gagal mendapatkan subsidi. Tahun sebelumnya, FCC juga menolak permohonan Starlink dengan alasan yang sama, yaitu kegagalan dalam memenuhi persyaratan dasar bagi pemohon.
Tahun lalu, SpaceX memenangkan lelang untuk peluncuran internet dengan latensi rendah. Program ini menjanjikan kecepatan unduhan 100Mbps dan unggahan 20Mbps di 642.925 lokasi. Sayangnya, SpaceX gagal menerima subsidi dari RDOF di tahun tersebut.