Bagikan:

 

JAKARTA – Kendaraan Peluncur Falcon Heavy seharusnya diluncurkan pada Selasa, 12 Desember. Namun, sekitar 30 menit sebelum peluncuran terjadi, SpaceX membatalkan waktu lepas landas.

Falcon Heavy dijadwalkan meluncur dari Cape Canaveral, Florida dengan membawa pesawat luar angkasa robotik X-37B dalam misi USSF-52. Pemilik dari pesawat tak berawak ini adalah Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (USSF).

Sejak 10 Desember, SpaceX terus memperhatikan cuaca demi menyukseskan peluncuran. Di awal pengamatan, cuaca masih sangat buruk dan SpaceX memutuskan untuk memantau cuaca hingga keesokan harinya.

Sesuai perkiraan SpaceX, kondisi cuaca terus membaik. Awalnya, persentase kesiapan cuaca hanya 40 persen, kemudian meningkat hingga 70 persen. Beberapa menit sebelum peluncuran, SpaceX menyatakan bahwa kondisi cuaca semakin membaik.

“Sekarang menargetkan pukul 20:24 ET untuk peluncuran USSF-52 Falcon Heavy malam ini. Cuaca 85 persen mendukung dan webcast akan ditayangkan 15 menit sebelum lepas landas,” tulis SpaceX dalam akun resminya.

Saat menghitung mundur waktu peluncuran, SpaceX mengatakan bahwa mereka menemukan masalah di darat. Berkat munculnya permasalahan ini, SpaceX berencana meluncurkan USSF-52 pada Rabu, 13 Desember.

"Mundur dari peluncuran Falcon Heavy malam ini karena masalah di sisi darat, kendaraan dan muatan tetap sehat. Tim sedang mengatur ulang untuk peluang peluncuran berikutnya dari misi USSF-52, yang paling cepat besok malam," kata SpaceX.

Sebagai informasi, X-37B merupakan pesawat tak berawak dengan tinggi 8,8 meter. Pesawat ini akan beroperasi di orbit dengan membawa muatan yang dirahasiakan. Ini adalah kali pertama Falcon Heavy membawa misi USSF.

Sebelumnya, lima misi dari X-37B diluncurkan oleh United Launch Alliance (ULA) dengan roket Atlas V. Kelima pesawat yang dibawa ULA berbeda dengan yang dibawa SpaceX karena X-37B kali ini merupakan jenis pesawat yang bisa digunakan kembali.