Bagikan:

JAKARTA - Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS pada Kamis, 30 Juni memberi wewenang kepada SpaceX untuk menggunakan jaringan internet satelit Starlink pada kendaraan yang bergerak. Izin itu membuat rencana perusahaan internet milik Elon Musk itu untuk memperluas penawaran broadband ke maskapai komersial, kapal, dan truk.

Starlink, konstelasi satelit pemancar internet di orbit Bumi yang tumbuh cepat, telah lama berusaha menumbuhkan basis pelanggannya dari pengguna internet broadband bagi individu di pedesaan, lokasi terpencil kini bisa merambah hingga pelanggan di sektor otomotif, perusahaan pengiriman, dan penerbangan yang berpotensi lebih menguntungkan.

"Mengizinkan terminal kelas baru untuk sistem satelit SpaceX akan memperluas jangkauan kemampuan broadband untuk memenuhi permintaan pengguna yang terus meningkat yang sekarang memerlukan konektivitas saat bepergian," kata FCC dalam otorisasinya yang diterbitkan Kamis, 30 Juni.

SpaceX terus meluncurkan sekitar 2.700 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi sejak 2019 dan telah mengumpulkan ratusan ribu pelanggan, termasuk banyak yang membayar 110 dolar AS per bulan (Rp 1,6 juta)  untuk internet broadband menggunakan self-install terminal kits dengan harga 599 dolar AS (Rp 8,2 juta).

Perusahaan antariksa yang berbasis di Hawthorne, California ini, dalam beberapa tahun terakhir sangat fokus untuk merayu maskapai penerbangan untuk menggunakan WiFi dari Starlink dalam penerbangan mereka. Apalagi  setelah mereka menandatangani kesepakatan pertamanya, dalam beberapa bulan terakhir, dengan Hawaiian Airlines dan layanan jet semi-pribadi BEJ.

"Kami terobsesi dengan pengalaman penumpang," kata Jonathan Hofeller, kepala penjualan komersial Starlink, yang dikutip Reuters, pada konferensi penerbangan awal bulan ini. "Kami akan segera naik pesawat di sini, jadi semoga penumpang kagum dengan pengalaman ini."

SpaceX, di bawah lisensi FCC telah membuat eksperimental sebelumnya, dan telah menguji terminal Starlink yang dirancang khusus untuk pesawat pada jet Gulfstream dan pesawat militer AS.

Musk, pendiri dan CEO SpaceX, sebelumnya mengatakan bahwa jenis kendaraan yang diharapkan bisa menggunakan Starlink, berdasarkan izin Kamis lalu adalah pesawat, kapal, truk besar, dan RV. Musk, yang juga CEO pembuat mobil listrik Tesla Inc, mengatakan dia tidak melihat ada kemungkinan menghubungkan mobil Tesla ke Starlink. “Karena terminal kami terlalu besar," ujarnya.

Persaingan di sektor internet satelit yang mengorbit di Bumi sangat sengit antara SpaceX, operator satelit OneWeb, dan proyek Kuiper Jeff Bezos, sebuah unit dari raksasa e-commerce Amazon.com  yang juga berencana meluncurkan prototipe pertama satelit jaringan broadband sendiri akhir tahun ini.

Di Indonesia, Starlink juga ditawarkan. Namun hanya melayani jaringan tetap tertutup PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat). Pemerintah belum memberikan izin kepada Starlink untuk menjajakan internetnya kepada masyarakat secara retail.