Bagikan:

JAKARTA - Ghana, negara di Afrika Barat, memperingatkan warganya untuk tidak menggunakan layanan broadband Starlink. Pasalnya, satelit milik SpaceX itu belum memiliki lisensi dari Ghana.

Otoritas Komunikasi Nasional (NCA), lembaga telekomunikasi pemerintah, mengatakan bahwa sejumlah pihak mulai memperjualbelikan peralatan Starlink. Padahal, mereka belum menyetujui penjualan tersebut.

Meski belum menemukan pihak yang menjualnya, NCA berupaya menghentikan oknum-oknum tersebut. Agar transaksi penjualan Starlink bisa terputus, masyarakat diminta tidak membeli dan oknum yang menjual diminta untuk berhenti.

“Masyarakat umum diperingatkan untuk berhenti menggunakan peralatan atau layanan apa pun yang mengaku berasal dari Starlink. Orang yang terlibat dalam penjualan atau pengoperasian layanan juga diarahkan untuk berhenti dan segera berhenti,” kata NCA dalam rilis resminya.

Sebagai informasi, SpaceX dikabarkan akan meluncurkan layanan Starlink di Ghana pada kuartal ketiga tahun depan. Dari laporan Spacenews, jaringan Starlink sudah bisa beroperasi di beberapa negara seperti Ghana dan Zimbabwe.

Sama seperti Ghana, Zimbabwe memperingatkan warganya untuk tidak membeli peralatan Starlink. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Otoritas Komunikasi Independen Afrika Selatan (ICASA) pada 28 November lalu.

ICASA mengingatkan bahwa Starlink belum memiliki izin distribusi dan beroperasi di Afrika Selatan. Menurut mereka, peralatan yang digunakan tanpa izin bisa membawa bahaya seperti ledakan yang tidak diingankan atau interfensi pada spektrum frekuensi radio.

Seluruh penyedia layanan Starlink tanpa lisensi di Afrika Selatan akan dikenakan denda senilai 264 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,1 miliar. Starlink hanya bisa digunakan oleh negara Nigeria dan Mozambik di Afrika Selatan.