Bagikan:

JAKARTA - Departemen Pertahanan Amerika Serikat merencanakan program untuk memperkirakan harga dan memprediksi pasokan mineral kritis seperti nikel dan kobalt. Program ini, yang diumumkan pada Oktober lalu, bertujuan meningkatkan transparansi pasar logam global. Pemerintah AS ingin mendukung produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada China, pemimpin pasar saat ini.

DARPA, divisi riset pertahanan Pentagon, memimpin program ini dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk membangun model harga logam. Mereka ingin mengatasi ketidaktransparanan pasar dan mengurangi risiko yang dihadapi oleh harga berjangka dan agen penentuan harga terhadap keamanan nasional.

Program, yang disebut Open Price Exploration for National Security (OPEN), bertujuan untuk memberikan transparansi harga kepada lembaga pemerintah dan entitas komersial serta memprediksi dampak guncangan pasar. Proyek ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan bursa berjangka seperti London Metal Exchange (LME), tetapi untuk memberikan perkiraan harga struktural yang lebih jelas.

DARPA dan Survei Geologi AS akan menyewa kontraktor swasta untuk mengembangkan model kecerdasan buatan ini. Program akan dijalankan dalam tiga fase selama dua tahun.

Pentingnya program ini ditekankan oleh kasus seperti pengumuman Jervois Global untuk menunda proyek kobalt di Idaho karena harga pasar yang rendah. Ini menunjukkan betapa fluktuasinya harga komoditas dapat mempengaruhi investasi tambang baru di AS.

Program ini juga berusaha memprediksi dampak guncangan pasar, seperti mogok kerja, untuk menginformasikan keputusan pembelian untuk stok nasional. Namun, program ini tidak akan memprediksi bencana alam atau peristiwa pasar spesifik.

Meskipun demikian, program ini dapat membingungkan struktur pasar yang telah ada selama ratusan tahun. Lembaga seperti LME telah mengeluarkan pernyataan menyatakan bahwa harga mereka didasarkan pada transaksi dunia nyata oleh pengguna pasar di seluruh dunia.

Program ini merupakan langkah penting dalam upaya AS untuk meningkatkan kemandirian dalam produksi mineral kritis dan memitigasi risiko keamanan nasional yang terkait dengan ketidakstabilan harga pasar global.