Mengenang Tragedi Ledakan Pesawat STS-51-L, Misi NASA yang Menewaskan 7 Astronot
Tujuh astronot yang tewas dari misi STS-51L. (Dok. NASA)

Bagikan:

JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengenang kembali misi STS-51L yang gagal dan menewaskan tujuh astronot pada 38 tahun lalu, tepatnya pada 28 Januari 1986.

Seharusnya, STS-51L menjadi misi pesawat ulang-alik NASA yang sukses. Namun, karena masalah mesin dan cuaca yang tidak cocok, pesawat ini meledak dan menewaskan astronot yang berkendara di atasnya. Ledakan ini terjadi sekitar 73 detik setelah lepas landas.

Sejak awal, peluncuran pesawat ulang-alik ini memang tidak berjalan dengan baik. Misi STS-51L dijadwalkan meluncur pada 22 Januari 1986, tetapi digeser ke hari berikutnya karena peluncuran misi 61-C. Di hari berikutnya, misi harus kembali ditunda karena masalah cuaca.

Meski hari sudah berganti, cuaca masih tidak membaik. Jadwal peluncuran pun terus diundur hingga tanggal 27 Januari. Di hari itu, saat cuaca sudah mendukung, masalah lainnya muncul dari penutup palka peralatan servis darat.

Penutup itu tidak mau dilepas dari palka pengorbit sehingga para teknisi harus menggergaji perlengkapan tersebut dan memasang baut pengikatnya kembali. Masalah ini berhasil diatasi dan peluncuran akan dilakukan sehari setelahnya.

Pada tanggal 28 Januari, seluruh tim, teknisi, dan astronot untuk misi STS-51L sudah siap di fasilitas Pendaratan Antar-Jemput Kennedy Space Center (KSC). Mereka sempat menunda peluncurannya lagi karena modul perangkat keras di sistem pemrosesan yang gagal.

Peluncuran ini hanya ditunda selama dua jam, setelah itu para astronot langsung menerbangkan mesin pesawat. Sekitar 0,678 detik setelah lepas landas, data fotografi menemukan adanya kepulan asap yang semakin lama semakin pekat.

Kepulan asap ini terus terlihat hingga di detik ke 2,733. Menurut analisis NASA, kepulan asap yang hitam ini menunjukkan bahwa cincin-O karet dan insulasi sambungan pada segel sambungan terbakar dan terkikis oleh gas propelan.

Meski asap sudah mengepul di udara, pesawat ulang-alik masih bergerak di angkasa. Pada detik ke 37, para astronot mulai terganggu dengan masalah pergeseran angin. Keadaan ini membuat sistem kemudi menjadi lebih aktif.

Frame fotografi di detik ke 58,788 menunjukkan adanya api dari salah satu pesawat. Api ini terus membesar dan menyebar hingga tangki eksternal pecah. Pendorong roket padat dan tangki eksternal pun putus pada detik ke 72,20.

Di detik berikutnya, hidrogren terbakar secara masif dan eksplosif. Ketujuh astronot akhirnya terbakar dan tidak bisa diselamatkan. NASA yakin bahwa kegagalan ini disebabkan oleh cincin-O yang tidak kuat dan dipengaruhi dengan cuaca dingin.

Tujuh astronot yang tewas dalam misi pesawat ulang-alik ini adalah Komandan Francis R. Scobee, Pilot Michael J. Smith, Spesialis Misi Judith A. Resnik, Ellison S. Onizuka, dan Ronald E. Mcnair, Guru Antariksa S. Christa McAuliffe, serta Spesialis Muatan Gregory B. Jarvis.