1 Februari dalam Sejarah: Pesawat Ulang-alik AS Columbia Hancur dan Tewaskan Seluruh Kru
Kru Columbia (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 1 Februari 2001, pesawat ulang-alik Amerika Serikat (AS), Columbia hancur. Pecah. Peristiwa itu menewaskan seluruh astronot berjumlah tujuh orang di dalamnya.

Pesawat ulang-alik Columbia hancur beberapa menit sebelum mendarat di Kennedy Space Center di Florida. Tragedi ini dikenal dengan Columbia Disaster.

Mengutip Britannica, kru Columbia lepas landas pada 16 Januari 2003. Mereka terbang untuk misi ke-28 STS-107.

Para kru adalah orang-orang yang melakukan penerbangan pertama program pesawat ulang-alik ke luar angkasa pada 1981. Dan STS-107 adalah penerbangan yang didedikasikan untuk berbagai eksperimen yang membutuhkan lingkungan gaya berat mikro.

Kru Columbia (Sumber: Wikimedia Commons)

Awak pesawat terdiri dari seorang komandan, Rick Husband sebagai pilot; William McCool, Michael Anderson, David Brown Kalpana Chawla, dan Laurel Clark, spesialis misi; serta spesialis muatan, Ilan Ramon, yang juga astronot Israel pertama.

Mereka menghabiskan 24 jam sehari melakukan eksperimen sains dalam dua shift. Mereka melakukan sekitar 80 eksperimen dalam ilmu kehidupan, ilmu material, fisika fluida, dan hal-hal lain sebelum kembali ke Bumi.

Hujan puing di Texas

Saat Columbia kembali memasuki atmosfer Bumi, pesawat tersebut hancur di Texas sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Pesawat hancur pada ketinggian 60 kilometer, membuat Texas hujan puing-puing.

Disintegrasi pesawat itu terekam oleh kamera televisi dan radar Angkatan Udara AS. Komponen utama dan sisa-sisa jasad awak pesawat ditemukan pada bulan berikutnya.

Columbia Disaster terjadi hampir bertepatan dengan 17 tahun hilangnya Challenger dalam kecelakaan peluncuran pada 28 Januari 1986. Penyebab Columbia Disaster segera diketahui.

Sebuah rekaman menunjukkan busa isolasi terlepas dari tangki propelan eksternal dan mengenai tepi depan sayap kiri kira-kira 81 detik setelah lepas landas. Busa tersebut terlepas dalam misi sebelumnya tanpa menimbulkan kecelakaan serius.

Pada saat peluncuran Columbia, para insinyur National Aeronautics and Space Administration (NASA) tidak berpikir bahwa busa tersebut akan membawa momentum yang menyebabkan kerusakan signifikan. Faktanya, seperti yang ditunjukkan dalam uji pasca-kecelakaan, busa tersebut mampu melubangi ubin isolasi karbon-karbon yang diperkuat yang melindungi ujung depan dan sayap pesawat ulang-alik dari panas ekstrem masuk kembali ke atmosfer.

Penelitian Columbia Disaster (Sumber: Wikimedia Commons)

Meski beberapa insinyur menginginkan kamera yang mengambil foto pesawat ulang-alik untuk mencari kerusakan, permintaan tersebut tidak sampai ke pejabat yang tepat. Selama kru Colombia kembali ke atmosfer, gas panas menembus bagian ubin yang rusak dan melelehkan elemen struktural utama sayap, yang akhirnya runtuh.

Data dari kendaraan menunjukkan peningkatan suhu di beberapa bagian sayap kiri pada pukul 08.52 waktu setempat. Diperkirakan kru baru mengetahui situasi itu sekitar satu menit sebelum pesawat hancur.

Investigasi selanjutnya oleh NASA dan Dewan Investigasi Kecelakaan Columbia yang independen menemukan sejumlah kekurangan manajerial, selain alasan teknis langsung yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Hasil paling gamblang dari kecelakaan itu adalah tiga pesawat dilarang terbang, yaitu Discovery, Atlantis, dan Endeavour.

Larangan tersebut berlaku sampai NASA dan kontraktornya dapat mengembangkan cara untuk mencegah kecelakaan serupa, termasuk peralatan untuk perbaikan di orbit. Perakitan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) di orbit Bumi ditunda setelah kecelakaan Columbia sampai penerbangan pesawat ulang-alik dapat dilanjutkan.

Penelitian terbatas di ISS hanya dilakukan oleh dua orang yang diluncurkan di pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia. Pesawat ulang-alik tersebut tidak kembali ke luar angkasa sampai misi STS-114, yang diluncurkan pada 26 Juli 2005.

Hari Peringatan NASA

Monumen peringatan Columbia Disaster (Sumber: Wikimedia Commons)

Beberapa penelitian dari kru Colombia selamat dari kehancuran, termasuk sekelompok cacing gelang hidup, yang dikenal sebagai caenorhabditis elegans. Para penyelidik terkejut cacing-cacing itu selamat dengan hanya sedikit kerusakan akibat panas.

Beberapa keturunan cacing gelang ini terbang ke luar angkasa pada Mei 2011 di atas pesawat ulang-alik Endeavour, tak lama sebelum program pesawat ulang-alik dihentikan. Columbia Disaster kemudian diperingati sebagai Hari Peringatan NASA.

Waktu-waktu peringatan tragedi tersebut adalah pada akhir Januari atau awal Februari. Tidak hanya untuk Columbia, peringatan itu juga untuk Apollo 1, yang hilang pada 27 Januari 1967 dan Challenger hilang pada 28 Januari 1986.