Bagikan:

JAKARTA - 31 Januari 1990 atau 30 tahun lalu, restoran cepat saji McDonald's pertama kalinya membuka cabang di negara komunis, Moskow, Uni Soviet. Bisa dibilang ekspansi besar-besaran Mc Donald's ini luar biasa, karena berhasil menembus pasar negara yang anti kapitalisme. 

Kerumunan orang berbaris untuk membayar setara dengan gaji beberapa hari kerja untuk burger, minuman bersoda, dan kentang goreng. Munculnya simbol kapitalisme yang disambut antusias warga Soviet adalah tanda-tanda perubahan zaman di negara proletariat itu. 

Menurut jurnalis Amerika Serikat (AS) yang melaporkan peristiwa itu seperti dikutip History menyaksikan betapa kagumnya para pelanggan di sana. "Pemandangan sederhana dari pekerja toko... di negara komersial yang kasar ini," katanya dilansir Minggu 31 Januari. 

Sementara jurnalis Soviet menyatakan restoran tersebut adalah gambaran rasionalisme dan pragmatisme AS terhadap makanan. "Kontras dengan cita-cita kita sendiri yang belum terwujud," katanya.

Namun, bagi rata-rata pelanggan Rusia, mengunjungi restoran tersebut bukanlah pernyataan politik. Mereka sekadar kesempatan untuk menikmati kesenangan kecil di negara yang masih belum pulih dari masalah ekonomi yang menghancurkan menimbulkan kekacauan politik internal.

Kedatangan McDonald's di Moskow adalah tanda kecil tapi pasti bahwa perubahan akan segera terjadi. Dan benar saja, kurang dari dua tahun kemudian, Uni Soviet yang saat itu dimpimpin Mikhail Gorbachev lenyap sebagai sebuah bangsa. Negara itu kemudian pecah dan wilayah memerdekakan diri masing-masing.