Kakek Sugiono Alias Shigeo Tokuda: Pahlawan Fantasiah Kaum Tua yang Kesepian
Tangkap layar salah satu adegan yang dimainkan Tokuda (Sumber: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Shigeo Tokuda adalah legenda dalam industri film panas Jepang. Meski cukup tabu, kiprah aktor yang memulai karier pada usia 61 tahun ini tak bisa dianggap sepele. Tokuda sudah memerankan lebih dari 400 film biru. Lebih dari itu, Tokuda adalah pahlawan fantasiah bagi para manula Jepang yang kesepian. Dan dengan demografi yang didominasi kaum tua, Tokuda adalah emas.

Tokuda tercatat dalam Guiness World Record sebagai bintang porno tersepuh di dunia. Pada titik itu, Tokuda tak berhenti berkarier. Pensiun pun belum. “Kakek Sugiono,” begitu orang Indonesia mengenal sosok yang lahir di Tokyo pada 18 Agustus 1934.

Kepopuleran Tokuda di industri film porno Jepang berawal dari ketidaksengajaan. Tokuda awalnya hanya seorang yang sering membeli kaset DVD flim biru. Kebetulan saat ingin membeli, DVD yang dicari Tokuda tak ketemu. Akhirnya, Tokuda mencari langsung DVD yang dicarinya ke kantor produksi flim biru.

Melansir The Globe and Mail, perlahan-lahan intensitas kunjungannya mencari film biru ke kantor produksi meningkat. Semakin sering Tokuda datang, makin jelas potensi keemasannya terlihat. Suatu waktu, pimpinan rumah produksi flim panas itu menawari Tokuda bermain di film yang digarapnya. Ia berkelakar bahwa wajah Tokuda cukup “mesum” untuk memerankan pria lansia.

"Mereka bilang ,'Kamu akan cocok dengan film yang kami garap karena kamu memiliki wajah mesum. Kamu cocok dengan jenis film yang kami buat,'" cerita Tokuda sembari tertawa mengingat kejadian tersebut.

Tokuda sempat menolak. Perlahan-lahan, karena sering ditawari, Tokuda pun luluh. Apalagi, sang pimpinan rumah produksi berjanji akan menuliskan skenario khusus. Semenjak itu, Tokuda secara paripurna berkarier di industri film panas Jepang.

Meski begitu Tokuda menjadikan profesinya sebagai aktor film biru sebatas pekerjaan sampingan. Sehari-hari, Tokuda masih bekerja di salah satu biro perjalanan Tokyo, sambil sesekali menjadi pemandu wisata.

Tokuda sebagai emas

Perlahan-lahan, karier Tokuda menanjak. Dari peran kecil, kemudian mencicipi peran besar. Tokuda mulai kerasan menjadi aktor. Sejalan dengan itu, opsi penuh waktu mulai diambilnya. Bayaran yang didapat Tokuda terus meningkat. Informasi terakhir yang dihimpun, Tokuda bisa menerima bayaran sebesar 400-500 dolar atau setara Rp5-7 juta per hari.

Dalam berakting, Tokuda sering kali mendapatkan peran sebagai orang dewasa. Ia biasanya diplot beradu peran dengan yang lebih muda. Baik dalam cerita mertua-menantu, lansia-perawat, bos-anak buah, dan lain sebagainya.

Tangkap layar salah satu adegan yang dimainkan Tokuda (Sumber: Istimewa)

"Kebanyakan pria yang lebih tua yang menonton. Mungkin beberapa wanita lajang yang sedikit lebih tua," kata Tokuda mencoba menjelaskan popularitasnya. "Pastinya, mereka ingin memiliki hubungan dengan karakter yang seumur dengan mereka, untuk merasakan kepuasan yang sama."

Popularitas Tokuda juga didukung dengan penjualan pornografi lansia yang dilaporkan meningkat dua kali lipat selama dekade terakhir. Tercatat, keuntungan genre orang tua antara 20 dan 30 persen dari total industri pornografi Jepang. Jumlah tersebut berarti mencapai 20 miliar dolar per tahun.

Faktor lain popularitasnya, kata Tokuda adalah sebentuk gejala masyarakat Jepang yang didominasi populasi usia tua. Dan sering kali para lansia ini tua dalam kesendirian. Oleh karenanya, pasar film biru dengan genre orang tua begitu digemari sekaligus menjadi besar.

"Pria semakin tua, tetapi mereka masih menyukai wanita yang lebih muda," imbuh Tokuda.

Sembunyikan profesi dari keluarga

Kakek Sugiono dalam YouTube Daisuke Botak (Instagram/@daisukebotak)

Profesi Tokuda sebagai aktor film panas sempat tak diketahui oleh keluarganya untuk waktu yang cukup lama. Menurut Tokuda, keluarganya bahkan tak tahu apa saja yang dilakukan pensiunan agen perjalanan itu. Satu-satunya hal yang keluarganya pahami hanyalah Tokuda pergi bekerja di pagi lengkap menggunakan blazer favoritnya. Namun tak ada yang tahu apa pekerjaannya.

Kendati demikian, seperti kata pepatah: sepandai-pandainya bangkai ditutupi, akhirnya tercium juga. Tokuda pun begitu. Sepandai-pandainya Tokuda menyimpan profesinya sebagai aktor film biru, akhirnya diketahui keluarganya. Peristiwa itu baru diketahui keluarganya saat usia Tokuda berusia 74 tahun atau ketika ia telah 13 tahun berkarier di industri film porno.

Sosoknya sebagai aktor mulai diketahui oleh putrinya secara tak sengaja. Kala itu, putri Tokuda di Tokyo menerima faks berisikan naskah untuk film yang akan dimainkan. Dalam skrip itu, tertulis jelas apa peran dari ayahya dalam film yang berjudul Elderly Care Vol. 20.

"Seluruh ceritanya ada di sana. Jadi jelas film macam apa itu," kata ayah dua anak itu.

Boleh jadi putri Tokuda terkejut melihat skrip berisi peran ayahnya. Tetapi, istrinya justru memiliki respons yang berbeda. Istri Tokuda cenderung tak peduli dengan profesi Tokuda yang tak lazim.

"Istri saya mengizinkan saya melakukan apa pun yang saya inginkan setelah saya pensiun. Dia hanya mengkhawatirkan kesehatan saya dan mengatakan kepada saya untuk tidak bekerja terlalu keras," cerita Tokuda.

"Sejauh yang saya tahu, tidak ada kecemburuan. Tapi tahun lalu ketika saya sedang minum-minum dengan istri saya di Asakusa (Tokyo), seseorang mendatangi saya dan meminta tanda tangan. Dia terkejut, tetapi itu tidak mengarah untuk berdebat. Dia mengerti itu pekerjaan dan dia mempercayai saya," tambahnya.

Tak hanya itu, Pekerjaannya sebagai aktor film panas membuat Tokuda selalu bersemangat menjalani hari-hari tua. Walau berkali-kali mengungkap ingin pensiun. Tokuda, setidaknya sampai hari ini belum dapat menjauhi industri film panas Jepang. Tokuda beranggapan industri tersebut adalah dunianya. Lebih lagi, sisa akhir hidupnya didedikasikan untuk industri film panas Jepang.