Bagikan:

JAKARTA - Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Bill Nelson mengumumkan kabar duka. Salah satu mantan astronaut NASA dikabarkan meninggal dunia.

Mantan astronaut ini adalah Purnawirawan Laksamada Muda Thomas K. (TK) Matinggly II. Orang yang pernah berperan penting di NASA itu meninggal akhir bulan lalu saat berusia 87 tahun.

“Kami kehilangan salah satu pahlawan negara kami pada tanggal 31 Oktober. Astronot NASA TK Mattingly adalah kunci keberhasilan Program Apollo kami, dan kepribadiannya yang cemerlang akan memastikan dia dikenang sepanjang sejarah,” kata Nelson dalam rilisnya.

NASA mengenang kembali kontribusi Mattingly pada tahun 1960-an. Saat itu, Mattingly ikut serta dalam proyek besar Apollo, misi pendaratan manusia di bulan sekitar tahun 1961 hingga 1975.

Seharusnya, Mattingly menjadi bagian dari Apollo 13, misi ketiga pendaratan di bulan. Namun, keterlibatannya harus dibatalkan 72 jam sebelum peluncuran karena astronaut itu terkena rubela.

Setelah ditarik, peran Mattingly sebagai Modul Komando digantikan oleh Jack Swigert. Namun, kejadian buruk menimpa seluruh awak pesawat Apollo 13 hingga kejadian itu banyak diceritakan dan dipotretkan ke dalam film.

Selama masalah menimpa Apollo 13, Mattingly banyak membantu dengan merancang prosedur untuk menghemat daya agar pesawat yang ditumpangi bisa masuk dengan selamat ke dalam atmosfer.

“Dia tetap tinggal dan memberikan keputusan penting secara real-time agar berhasil membawa pulang pesawat ruang angkasa yang terluka dan awak Apollo 13, astronaut NASA James Lovell, Jack Swigert, dan Fred Haise,” jelas Nelson.

Berkat keahliannya, Mattingly kembali ditunjuk sebagai pilot modul komando untuk misi Apollo 16, misi yang juga hampir dibatalkan karena mesin pada modul perintah tidak berfungsi dengan normal.

Seluruh kontribusi Mattingly selama menjadi astronaut NASA akan selalu dikenang. Terlebih lagi, Mattingly banyak membantu NASA di luar dari misi Apollo seperti misi pesawat ulang-alik STS-4 dan STS 51-C.

“Ia memandang luasnya alam semesta sebagai wadah berbagai kemungkinan yang tak ada habisnya. Sebagai pemimpin dalam misi eksplorasi, TK akan dikenang karena berani menantang hal-hal yang tidak diketahui demi masa depan negara kita,” tutup Nelson.