Binance Akhiri Kemitraan dengan Advance Cash, Pengguna Rubel Panik
Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangannya. (Foto; Dok. Bitcoin Insider)

Bagikan:

JAKARTA - Binance, bursa kripto terbesar di dunia, terus beradaptasi dengan tantangan regulasi yang kompleks. Bursa ini telah memutuskan untuk mengakhiri kemitraannya dengan Advance Cash.

Keputusan ini berdampak pada pengguna yang melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang Rusia, rubel. Informasi tambahan, Advance Cash adalah sebuah platform pembayaran online yang menawarkan layanan e-wallet, kartu debit, dan pertukaran kripto. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 dan berbasis di Belize.

Advance Cash menawarkan kemampuan untuk melakukan deposit dan penarikan dalam rubel. Menurut laporan Wall Street Journal, Binance menyampaikan niatnya untuk mengakhiri kemitraan dengan Advance Cash melalui email kepada seorang klien. Namun, Advance Cash menyatakan bahwa mereka belum mendapatkan informasi resmi mengenai keputusan ini.

Sebagai informasi tambahan, kemitraan Binance dengan Advance Cash memungkinkan pengguna untuk menyalurkan dana dari bank-bank Rusia yang disanksi langsung ke Binance. Selain perubahan ini, Binance juga berupaya menjauhkan diri dari sejumlah perusahaan pembayaran, terutama di Eropa dan Amerika.

Menariknya, langkah Binance ini berlangsung ketika perusahaan diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ), yang mencurigai Binance terlibat dalam pencucian uang, penghindaran sanksi, dan potensi penipuan.

Akibatnya, Binance menghentikan transaksi P2P dengan bank-bank Rusia yang disanksi. Pihak Binance mengungkapkan rencananya untuk beralih ke anak perusahaannya yang berlokasi di Rusia, CommEx.

Tidak hanya itu, Binance juga ini mulai kesulitan ketika entitas pembayaran Paysafe berhenti mendukung deposit dan penarikan fiat. Di sisi lain, sebagai catatan positif, Binance Prancis berhasil memperpanjang kerja sama dengan Paysafe.