JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memberikan dana sebesar 50.000 dolar AS (Rp793 juta) kepada Hawai’I Pacific University (HPU) untuk membuat protipe kain pakaian antariksa.
Prototipe yang akan digunakan ini mampu menangkal debu, mengutip dari Space. Selain itu, prototipe kain yang digunakan akan membuat penggunanya fleksibel karena mampu diregangkan.
Prototipe kain ini akan dibuat dengan gaya elektrostatis oleh HPU. Dengan desain ini, debu bulan yang bersifat korosif diharapkan tidak menempel pada pakaian dan partikelnya tidak akan merusak pakaian.
Sejumlah teknologi yang dikembangkan pada pakaian antariksa terbaru NASA ini disebut dengan Liquid Metal Electrostatic Protective Textile (LiqMEST). Teknologi ini diharapkan bisa mengatasi masalah debu yang pernah dialami astronaut Apollo selama di bulan.
Saat misi Apollo berlangsung di tahun 1960-an, para astronaut begitu kesulitan karena debu tajam yang menempel. Debu-debu ini merusak beberapa bagian pada baju mereka, bahkan menempel di mana pun.
Masalah debu ini pun membuat misi penjelajahan bulan terhambat, bahkan misi tiga hari terasa begitu sulit. Tentu saja NASA tidak ingin mengulangi hal yang sama di misi menuju bulan berikutnya.
NASA berencana menggelar misi Artemis III, mendaratkan astronaut kembali di bulan, pada tahun 2025 atau 2026. Untuk itu, HPU hanya memiliki waktu dua hingga tiga tahun untuk merancang pakaiannya.