Bagikan:

JAKARTA – Thomas Stafford, mantan astronot NASA sekaligus Jenderal Angkatan Udara AS, meninggal dunia pada Senin, 18 Maret. Astronot untuk misi Apollo ini mendapat penghormatan dari pejabat NASA.

Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan bahwa Thomas, yang akrab dipanggil Tom, merupakan seorang pendukung eksplorasi ruang angkasa di seumur hidupnya. Oleh karena itu, kepergian Tom meninggalkan kesedihan bagi NASA. 

"Hari ini, Jenderal Tom Stafford pergi ke surga abadi, yang dengan berani ia jelajahi sebagai astronot Gemini dan Apollo serta pembawa perdamaian dalam misi Apollo-Soyuz," ungkap Nelson melalui blog resmi NASA. 

Nelson mengatakan bahwa Tom berperan penting dalam menyukseskan program luar angkasa awal di Amerika Serikat. Tom juga berperan penting dalam membuat ruang angkasa sebagai model kerja sama internasional.

"Dia membantu kami belajar dari tragedi yang kami alami dan bertumbuh serta meraih prestasi bagi generasi berikutnya. Ia terlibat erat dengan program luar angkasa, berbagi pemikiran dan sarannya tentang misi NASA hingga akhir hayatnya," jelas Nelson. 

Tom pertama kali terlibat dalam program Gemini, yaitu proyek untuk mempersiapkan misi Apollo. Ia menjadi salah satu awak pesawat di Gemini 6 dan mengarahkan Gemini 9 ke Bumi saat komputer pemandu pesawat ruang angkasa gagal mencapai orbit.

Selain ikut serta dalam program Gemini, Tom juga mengarahkan langsung misi Apollo. Ia menjadi komandan di misi Apollo 10, misi yang menjadi landasan dari Apollo 11. Uji penerbangan ini berjalan dengan sukses dan kru Apollo 11 berhasil mendarat di Bulan. 

"Tom menerbangkan lebih dari 100 jenis pesawat berbeda sepanjang kariernya saat ia mendorong pencapaian kita di udara dan luar angkasa. Dia adalah seorang pembawa perdamaian luar biasa yang memimpin pertemuan pertama pesawat ruang angkasa internasional NASA."

Besarnya karier Tom di NASA membuat Jenderal Angkatan Udara itu mendapatkan penghormatan yang besar. Menurut NASA, Tom merupakan sosok yang membawa perdamaian karena berhasil memimpin pertemuan program internasional Apollo-Soyuz. 

"Bangsa kita akan selamanya berterima kasih kepada seorang penjelajah yang tidak pernah kehilangan rasa ingin tahunya. Tentang waktunya (yang dihabiskan) di luar angkasa," tutur Nelson.