Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan tren positif setelah sempat terkoreksi di bawah 40.000 dolar AS pekan lalu. Kemudian, pada Kamis 25 Januari 2024, harga BTC berhasil menembus level 41.000 dolar AS, naik 3,5%. Saat berita ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di harga 42 dolar AS (Rp668 jutaan) menurut data Coingecko.

Pemulihan ini didorong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah perlambatan arus keluar dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), produk investasi kripto terbesar di dunia. Informasi tambahan, GBTC adalah dana investasi yang memungkinkan investor mendapatkan eksposur terhadap BTC tanpa harus membeli dan menyimpannya secara langsung.

GBTC memiliki aset di bawah pengelolaan (AUM) sebesar 26,04 miliar dolar AS per 24 Januari 2024. Namun, GBTC mengalami penurunan permintaan sejak peluncuran Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat pada 11 Januari lalu. ETF Bitcoin spot menawarkan keuntungan seperti biaya pengelolaan yang lebih rendah, nilai tukar yang lebih akurat, dan kemudahan transaksi.

Saat ini, ada sembilan ETF Bitcoin spot yang sudah mendapat persetujuan dari regulator AS, yaitu:

  • iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock
  • Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) dari Fidelity Investments
  • Bitwise Bitcoin ETF (BITB) dari Bitwise Asset Management
  • Ark 21Shares Bitcoin ETF (ARKB) dari Ark Investment Management dan 21Shares
  • Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO) dari Invesco dan Galaxy Digital
  • VanEck Bitcoin Trust (HODL) dari VanEck
  • Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR) dari Valkyrie Investments
  • Franklin Bitcoin ETF (EZBC) dari Franklin Templeton
  • WisdomTree Bitcoin Fund (BTCW) dari WisdomTree

Menurut data dari BitMEX Research, GBTC mengalami penurunan arus keluar, mencapai 394,1 juta dolar AS (Rp 6,2 triliun) pada 25 Januari, turun dari 429,3 juta dolar AS (Rp 6,8 triliun) pada hari Rabu dan 515,3 juta dolar AS (Rp 8,1 triliun) pada hari Selasa. Kendati arus keluar tetap tinggi, ini merupakan jumlah terendah kedua sejak peluncuran ETF Bitcoin spot.

Sementara itu, ETF Bitcoin spot berhasil menarik aliran dana masuk dari investor. IBIT mencatatkan aliran masuk terbesar pada hari tersebut dengan 170,7 juta dolar AS (Rp 2,7 triliun), FBTC menghasilkan 101 juta dolar AS (Rp 1,6 triliun), dan BITB menduduki posisi ketiga dengan 20 juta dolar AS (Rp 316 miliar). Meskipun demikian, total aliran masuk dari sembilan ETF tersebut tidak cukup untuk menutupi arus keluar GBTC, menghasilkan arus keluar bersih hampir 80 juta dolar AS (Rp 1,3 triliun).

Sejak diluncurkan, ETF Bitcoin spot telah menarik aliran masuk bersih sebesar 744,6 juta dolar AS (Rp 11,8 triliun), dengan sembilan peserta baru mengumpulkan suntikan modal sebesar 5,53 miliar dolar AS (Rp 87,5 triliun), sementara GBTC mencatatkan total arus keluar sebesar 4,79 miliar dolar AS (Rp 75,7 triliun).